Saham-saham emiten pertambangan, khususnya batu bara, paling tertekan oleh aksi jual yang dilakukan para pelaku pasar. Indeks saham sektor pertambangan longsor 3% dan membebani laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sehingga turun 0,95% ke level 5.948,54 poin di sesi I perdagangan, Rabu (21/11).
Penurunan harga batu bara global ke level US$ 83,75 per ton yang merupakan level terendah sejak pertengahan April 2018 menjadi sentimen negatif bagi saham-saham emiten batu bara. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) menempati posisi kedua top losers dengan penurunan 6,73% menjadi Rp 1.385. PT United Tractors Tbk (UNTR) yang memiliki bisnis batu bara melalui anak usahanya, juga berada di posisi keempat top losers dengan penurunan 4,94% menjadi Rp 32.700.
PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) di posisi kelima setelah turun 4,31% menjadi Rp 21.075. PT Indika Energy Tbk (INDY) di posisi keenam, terkoreksi 3,7% menjadi Rp 2.340. Begitu pula dengan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) di posisi ketujuh dengan penurunan 3,66% menjadi Rp 158.
(Baca: Serapan Batu Bara Domestik hingga Oktober Masih di Bawah Target)
Indeks saham sektor keuangan turun 1,32% menjadi 1.130,87 poin. Indeks sektor infrastruktur anjlok 1,28% menjadi 1.063,03 poin sedangkan indeks sektor agribisnis turun 1,14% menjadi 1.426,26 poin. Indeks sektor perdagangan turun 0,92% menjadi 800,06 poin. Indeks sektor konsumer turun 0,68% menjadi 2.322,27 poin. Adapun indeks sektor aneka industri dan sektor manufaktur masing-masing melemah 0,27% dan 0,25%. Hanya dua sektor saham yang menguat, yakni indeks sektor industri dasar yang naik 0,7% dan indeks sektor properti 0,43%.
Nilai transaksi saham mencapai Rp 3,92 triliun. Volume saham yang ditransaksikan sebanyak 5,14 miliar saham. Sebanyak 106 saham naik, 246 saham turun, dan 125 saham stagnan. Investor asing mencatat net sell Rp 309,78 miliar di seluruh pasar.
PT Hotel Mandarine Regency Tbk (HOME) memimpin jajaran top gainers dengan kenaikan 34,96% menjadi Rp 166. PT Propertindo Mulia Investama Tbk (MPRO) menyusul di posisi kedua dengan kenaikan 25% menjadi Rp 1.075. PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) di posisi ketiga dengan kenaikan 19,75% menjadi Rp 188. Sementara itu, PT Guna Timur Raya Tbk (TRUK) menempati posisi teratas top losers dengan penurunan 14,85% menjadi Rp 172.
(Baca: Terseret Kejatuhan Bursa Global, IHSG Dibuka Anjlok 1,46%)