Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali berada di zona hijau setelah dalam dua perdagangan terakhir ditutup di zona merah. Penurunan harga minyak mentah dunia dan konsolidasi dua emiten semen terkemuka di Indonesia membuat IHSG ditutup menguat 1% ke level 5.835,1 poin.
Kepala Riset PT Trimegah Sekuritas Tbk Sebastian Tobing mengatakan, harga minyak jenis Brent turun ke level US$ 69 per barel pada Selasa (13/11) pagi. "Kalau harga minyak turun, impor turun, rupiah bisa menguat," kata Sebastian.
Pada perdagangan di pasar spot, nilai tukar rupiah menguat 0,1% menjadi Rp 14.805 per dolar Amerika Serikat (AS). Penguatan nilai tukar rupiah ini mendorong kenaikan harga saham-saham emiten perbankan. Saham perbankan tercatat berada di zona hijau dengan dipimpin oleh saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menguat 3,95% menjadi Rp 7.900. Lalu, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) naik 2,51% menjadi Rp 7.150 dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menguat 2,13% menjadi Rp 3.350.
Selain itu, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menguat 1,58% menjadi Rp 24.075. Saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) juga naik tipis 0,9% menjadi Rp 2.240. Kenaikan harga saham-saham perbankan ini menopang indeks sektor keuangan sehingga naik 1,49%.
Sebastian juga menyebutkan, IHSG hari ini juga dipengaruhi oleh kesepakatan penjualan 80,6% saham PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) yang dimiliki LafargeHolcim. Saham tersebut dibeli oleh PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dengan nilai US$ 1,75 miliar. "IHSG juga naik karena ada konsolidasi di industri semen," katanya.
Dengan konsolidasi tersebut, pangsa pasar Semen Indonesia akan meningkat dari 35% menjadi 55%. Semen Indonesia adalah produsen semen terbesar di Indonesia sedangkan Holcim Indonesia merupakan produsen semen besar ketiga di Indonesia setelah Semen Indonesia dan PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk (INTP).
(Baca: Akuisisi Holcim, Semen Indonesia Berutang ke Bank Asing Rp 18 Triliun)
Saat ini, Holcim Indonesia memiliki kapasitas total 15 juta ton atau sekitar 14% dari total kapasitas nasional 2018 sebesar 108,6 juta ton. Sebagian besar kapasitasnya terletak di Sumatera dan Jawa. Setelah penyelesaian transaksi, Semen Indonesia akan memiliki total kapasitas 50,9 juta ton, atau sekitar 47% dari total kapasitas nasional.
Selain itu, dengan transaksi tersebut, pangsa pasar semen di Indonesia akan dikuasai oleh dua pemain saja, yaitu Semen Indonesia dan Indocement, dengan total pangsa pasar mencapai 80%. "Ini akan memberikan kedua pemain memiliki kekuatan mengatur harga yang lebih tinggi dengan ruang lebih rendah untuk perang harga," kata Sebastian.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji dalam risetnya mengatakan, keberhasilan IHSG kembali menguat hari ini berpotensi membuat IHSG kembali menguat pada perdagangan Rabu (14/11). Berdasarkan daily pivot dari Bloomberg, support pertama maupun kedua berada di kisaran 5.771,69-5.708,19 poin. Sementara itu, resistance pertama maupun kedua berada di kisaran 5.874,54-5.913,88 poin.
Pada perdagangan hari ini, nilai transaksi mencapai Rp 7,88 triliun. Volume saham yang ditransaksikan mencapai 9,69 miliar saham. Investor asing mencatat net sell di seluruh pasar sebesar Rp 158,3 miliar. Saham yang menempati posisi teratas top gainers adalah PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) yang menanjak 18,21% menjadi Rp 8.925. Sementara itu, saham yang menduduki posisi top loser adalah PT Kota Satu Properti Tbk (SATU) yang terkoreksi 8,76% menjadi Rp 125.
(Baca: LafargeHolcim Sepakat Lepas Holcim ke Semen Indonesia Rp 25,7 Triliun)