Investor Lakukan Aksi Ambil Untung, IHSG Dibuka Melemah 0,28%

Arief Kamaludin | Katadata
Penulis: Hari Widowati
5/11/2018, 10.11 WIB

Kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencapai 1,2% pada akhir pekan lalu menjadi alasan bagi para investor untuk melakukan aksi ambil untung (profit taking) pada pembukaan perdagangan awal pekan ini. Tujuh indeks sektoral terkoreksi sehingga IHSG dibuka melemah 16,51 poin atau 0,28% ke level 5.889,78 poin.

Indeks saham sektor infrastruktur turun paling dalam 1% menjadi 1.051,55 poin. Indeks saham sektor keuangan dan aneka industri masing-masing turun 0,47% menjadi 1.097,68 poin dan 1.358,98 poin. Indeks saham sektor properti turun 0,37% menjadi 410,17 poin sedangkan indeks sektor pertambangan minis 0,19% menjadi 1.839,82 poin. Indeks sektor industri dasar turun 0,3% sedangkan indeks sektor perdagangan turun 0,14%.

Indeks sektor konsumer naik paling tinggi 0,43% menjadi 2.439,87 poin disusul indeks sektor manufaktur yang naik 0,11% menjadi 1.511,21 poin. Indeks sektor agribisnis hanya naik tipis 0,05% menjadi 1.536,21 poin.

Indeks sejumlah bursa utama di Asia juga memerah karena sentimen negatif dari bursa Tiongkok yang dilanda ketidakpastian soal negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Indeks Hang Seng anjlok 2,14% menjadi 25.919 poin. Indeks Komposit Bursa Shanghai turun 0,66% menjadi 2.658 poin. Indeks Strait Times Singapura turun 1,54% menjadi 3.066,7 poin.

(Baca: Cukai Rokok Batal Naik, Harga Saham Gudang Garam Lambungkan IHSG)

Nilai perdagangan saham pagi ini mencapai Rp 1,58 triliun dengan volume saham yang ditransaksikan 1,92 miliar saham. Sebanyak 175 saham naik, 132 saham turun, dan 102 saham stagnan. Investor asing masih mencatat pembelian bersih Rp 121,49 miliar di seluruh pasar.

Saham PT Superkrane Mitra Utama Tbk (SKRN) memimpin jajaran top gainers dengan kenaikan 4,62% menjadi Rp 680. PT Bank Jabar Banten Tbk (BJBR) di posisi kedua dengan kenaikan 3,89% menjadi Rp 1.870. PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA) di urutan ketiga dengan kenaikan 3,38% menjadi Rp 2.140. Beberapa saham emiten rokok juga berada di jajaran top gainers pasca batalnya kenaikan tarif cukai pada 2019. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) di urutan keempat dengan kenaikan 2,76% menjadi Rp 79.200. PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) juga naik 0,79% menjadi Rp 3.830.

Di jajaran top losers, PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk (CAKK) mencatat penurunan terdalam 18,79% menjadi Rp 121. PT Hanson International Tbk (MYRX) di urutan kedua dengan penurunan 6,47% menjadi Rp 130. PT Yeloo Integra Datanet Tbk (YELO) di urutan ketiga dengan penurunan 5,51% menjadi Rp 446.

(Baca: Pengaruh Global Masih Kuat, IHSG Tahun Depan Menuju 6.402)