Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan hari ini mendapatkan angin segar dari bursa global. Indeks dibuka menguat 0,41% menjadi 5.812,58 poin.
Indeks Bursa Amerika Serikat (AS) ditutup menguat pada Selasa (30/10). Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 1,77% menjadi 24.874,64 poin. Indeks S&P 500 menguat 1,57% menjadi 2.682,63 poin. Sedangkan indeks Nasdaq naik 1,58% menjadi 7.161,65 poin. Indeks Nikkei 225 dibuka menguat 1,55% menjadi 21.790 poin. Indeks Hang Seng juga naik 0,64% menjadi 24.742,45 poin. Indeks Komposit Bursa Shanghai menguat 0,89% menjadi 2.591,66 poin. Adapun Indeks Strait Times Singapura naik 0,76% menjadi 2.989,65 poin.
Indeks LQ45 pagi ini juga dibuka naik 0,54% menjadi 918,66 poin. Berdasarkan indeks sektoral, indeks saham sektor infrastruktur naik paling tinggi 0,9% disusul indeks sektor industri dasar yang naik 0,74%. Indeks saham sektor agribisnis naik 0,57% disusul indeks sektor aneka industri sebesar 0,56%. Indeks sektor manufaktur menguat 0,49% sedangkan indeks sektor konsumer naik 0,36%. Indeks saham sektor perdagangan naik 0,31%, indeks sektor keuangan naik 0,3%, indeks sektor properti 0,03%, sedangkan indeks sektor pertambangan hanya naik 0,02%.
Nilai transaksi pada pembukaan perdagangan hari ini mencapai Rp 1,76 triliun. Volume saham yang ditransaksikan mencapai 2,61 miliar saham. Sebanyak 192 saham naik, 117 saham turun, dan 96 saham stagnan. Investor asing mencatat net buy di seluruh pasar sebesar Rp 449,17 miliar.
(Baca: Terendah dalam 10 Tahun, Return Indeks Sektor Konsumer Anjlok 14%)
Tim analis PT NH Korindo memperkirakan, IHSG akan bergerak menguat di kisaran support 5.749-5.755 poin dan resistance 5.821-5.834 poin. "Sentimen positif datang dari rilis laba bersih kuartal III 2018 dari berbagai perusahaan," kata riset NH Korindo. Posisi net buy investor asing yang cukup besar merupakan indikasi ekspektasi investor terhadap kinerja emiten yang sangat baik pada kuartal III 2018.
Di sisi lain, ada tantangan dari pasar global. Tiongkok merilis data indeks manufaktur Oktober 2018 yang sebesar 50,2. Angka ini menunjukkan penurunan 60 bps dibandingkan posisi September 2018 sebesar 50,8. Penurunan kinerja sektor manufaktur Tiongkok ini merupakan dampak dari perang dagang antara negara tersebut dengan Amerika Serikat.
Pada pagi ini, saham PT Polychem Indonesia Tbk (ADMG) memimpin jajaran top gainers dengan kenaikan 8,14% menjadi Rp 372. Di posisi kedua, PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) dengan kenaikan 7,08% menjadi Rp 5.675. Di urutan ketiga, PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) naik 4,52% menjadi Rp 10.975.
Di jajaran top losers, pendatang baru PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk (CAKK) harga sahamnya anjlok 30,36% menjadi Rp 117. Di posisi kedua, PT Propertindo Mulia Investama Tbk (MPRO) dengan penurunan 24,91% menajdi Rp 428. Di posisi ketiga, PT Yeloo Integra Datanet Tbk (YELO) harga sahamnya turun 22,86% menjadi Rp 540.
(Baca: Investor Asing Belanja Saham Rp 599 Miliar, IHSG Ditutup Naik 0,6%)