PT Kimia Farma (Persero) Tbk menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 3,5 triliun tahun ini. Dari total tersebut, perusahaan berkode KAEF ini menyiapkan Rp 2,3 triliun untuk mengakuisisi perusahaan.
"Total Rp 3,5 triliun itu organik sama unorganik. Nah, untuk unorganik, akusisi Rp 2,3 triliun," ujar Direktur Utama Kimia Farma Honesti Basyir di Hotel Grand Mercure, Jakarta, Senin (12/3).
Dia mengatakan target perusahaan yang akan diakuisisi ini untuk melengkapi usaha yang sudah dijalankan oleh KAEF selama ini. Utamanya perusahaan-perusahaan yang memiliki produk berbeda dengan yang diproduksi Kimia Farma.
Namun, Honesti tidak merinci lebih banyak soal rencana akuisisi ini. Dia hanya berharap rencana tersebut dapat direalisasi pada semester I tahun ini. "Saya tidak boleh ngomong apa-apa, karena masih on progress. Mudah-mudahan di tahun ini selesai, semester l," katanya.
Direktur Keuangan Kimia Farma IGN Suharta Wijaya menambahkan perusahaannya berencana mengakuisisi 6 atau 7 perusahaan dalam negeri di tahun ini. Perusahaan yang sedang dipantau KAEF, bergerak di bidang obat-obatan injeksi, alat kesehatan, kosmetik, dan rumah sakit.
“Saat ini sedang tahap due diligence (uji tuntas) dengan perusahaan ini, tapi prosesnya masih panjang. Paling besar potensinya untuk diakuisisi perusahaan farmasi (obat-obatan injeksi),” kata Suharta, ditemui pada kesempatan yang sama.
(Baca: Kimia Farma Akuisisi Perusahaan Farmasi Arab Saudi)
Salah satu sumber pendanaan untuk capex tahun ini, didapat dari menerbitkan surat utang jangka menengah atau Medium Term Note (MTN) tahap II sebesar Rp 600 miliar. Suharta menjelaskan dana hasil penerbitan MTN akan memperkuat kapasitas pembiayaan untuk merealisasikan rencana ekspansi perusahaan tahun ini.
Penerbitan obligasi tersebut dilakukan hari ini. Jangka waktu untuk MTN tahap II ini selama tiga tahun dengan kupon sebesar 7,75 persen. Kupon dengan rate tersebut, sesuai dengan rating AA- (double A minus) yang diperoleh KAEF dari PT Pemeringkat Efek Indonesia.
Sisa dana untuk capex KAEF 2018 berasal dari pinjaman sindikasi beberapa perbankan seperti Bank Mandiri, Bank BNI, dan Bank BRI. Sementara, rasio untuk mengukur utang dan modal atau Debt to Equity Ratio (DER) KAEF masih 0,8 kali.
"Jadi masih terbuka kesempatan kita untuk mencari pendanaan eksternal," ujar Suharta.
(Baca: Kurangi Impor Bahan Baku, Industri Farmasi Butuh Bioteknologi)