PT Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana untuk membuka Galeri Investasi di pasar-pasar tradisional mulai bulan depan. Ini merupakan salah satu program BEI untuk menjaring investor lebih banyak lagi untuk masuk ke pasar modal.
"Faktanya, banyak tukang cendol di Ambon, satpam di Jakarta, mereka investasi. Walaupun hanya Rp 50 ribu sehari. Ini potensi yang terus kita kembangkan, karenanya kami buka galeri di sana (pasar tradisional)," ujar Direktur Utama BEI Tito Sulistio di Gedung BEI pada Kamis (25/1).
Tito bercerita pengalamannya bertemu dengan seseorang yang bernama Pak Hardi di Pasar Tradisional Pakuan Jaya, Bogor. Pak Hardi memiliki portofolio efek sebesar Rp 1,4 miliar. Dia pun menanyakan apa bisnis yang dijalankan olehnya. Pak Hardi menjawab dirinya memiliki dua lapak toko sendal dari ban bekas.
(Baca: Bahana Targetkan Porsi Investor Retail Reksadana Naik Jadi 25%)
Galeri Investasi di pasar tradisional yang pertama akan dibuka dimulai dari Kota Bogor, Jawa Barat. Selanjutnya menyusul daerah-daerah lain. Rencananya akan ada 400 galeri investasi yang akan dibuka di pasar-pasar tradisional di seluruh Indonesia tahun ini.
Tito mengatakan pihaknya belum berencana membuka Galeri Investasi di pusat perbelanjaan modern seperti mall. Selain biaya yang dikeluarkan sangat besar, sudah banyak perusahaan sekuritas yang memasarkan di mall-mall.
Galeri Investasi BEI awalnya dibuka di perguruan tinggi dengan tujuan untuk memperkenalkan pasar modal sejak dini kepada mahasiswa. Galeri investasi di kampus-kampus ini merupakan kerja sama tiga pihak yaitu BEI, perguruan tinggi, dan perusahaan sekuritas. Saat ini sudah ada 330 universitas di Indonesia yang memiliki Galeri Investasi BEI.
Tak hanya Galeri Investasi BEI, Tito mngeatakan bahwa Kepala Pengawas Eksekutif Pengawan Pasar Modal OJK Hoesen mendapat inisiatif untuk memberi kesempatan perusahaan efek daerah untuk bekerja sama dengan BEI. Tak perlu menjadi anggota atau pemegang saham BEI, perusahaan daerah akan ikut membesarnya perusahaan efek di Jakarta.
"Semua untuk mengejar investor domestik. Walaupun, kita perlu investor asing lebih banyak karena bisa mendapatkan value (nilai lebih) dan dana dari asing," ujar Tito.
Berdasarkan catatan BEI, total investor baru yang masuk di pasar modal sepanjang tahun lalu mencapai 129.822 investor individu dan lembaga. Jumlahnya lebih rendah dibandingkan pada 2016 yang mencapai 136.555 investor.
Tito menyatakan BEI akan terus berupaya meningkatkan jumlah investor tahun ini. Namum, dia tidk menyebutkan berapa banyak jumlah investor baru yang bisa terjaring masuk ke pasar modal tahun ini.