Retail Pakaian Lesu, RIMO Rambah Bisnis Properti

ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Penulis: Miftah Ardhian
Editor: Pingit Aria
10/11/2017, 18.26 WIB

PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO) mengakui bisnis retail kini sedang lesu. Perusahaan pun 'menidurkan’ bisnis retail pakaiannya, dan terjun ke bisnis properti.

Direktur Utama RIMO Teddy Tjokrosaputro menuturkan, penutupan beberapa gerai Matahari Departemen Store dan Lotus Departement Store menjadi bukti lesunya bisnis retail. Namun, RIMO yang dikenal sebagai perusahaan yang bergerak di bidang retail, tak ingin melepas identitasnya.

"Ritel kami inginnya tetap ada tapi timing-nya harus tepat. Sementara ditinggalkan dulu," ujar nya saat konferensi pers, di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (10/11).

(Baca juga:  Ada Anomali Ekonomi, Darmin Revisi Proyeksi Pertumbuhan Jadi 5,1%)

Untuk mempertahankan bisnisnya, RIMO pun telah masuk ke sektor bisnis properti. Perusahaan ini juga tetap akan menjalankan bisnis retail bahan bangunan melalui Mitra 10 atau Depo Bangunan. Teddy mengklaim, bisnis properti ini mampu mendongkrak kinerja keuangan RIMO pada tahun ini.

Sampai dengan saat ini, salah satu proyek yang tengah dikerjakan yakni pembangunan apartemen yang bernama South Hills di sekitar wilayah Kuningan, Jakarta. Adapun nilai investasi yang di keluarkan untuk membangun proyek ini sebesar Rp 800-900 miliar.

Proyek tersebut telah berkontribusi signifikan kinerja keuangan RIMO, sehingga perusahaan tidak akan terburu-buru menghidupkan bisnis retailnya kembali. "Untuk tahun ini kami akan fokus di properti," ujar Teddy.

Sementara itu, Direktur Keuangan RIMO Herman Susanto menjelaskan, proyek Apartemen South Hill berkontribusi  95% terhadap pendapatan perusahaannya. Sebanyak 4 persen sisanya diperoleh dari Mal Matahari di Pontianak dan pembangunan 22 unit ruko di Banjarmasin.

"Proyek itu clear bebas beban bunga. Karena uang muka yang kami terima cukup besar," ujarnya. (Baca juga:  Pengusaha Terbelah Sikapi Isu Penurunan Daya Beli)

Hingga kuartal III-2017, tercatat pertumbuhan penjualan RIMO sebesar Rp 247,08 miliar atau naik hingga 27 kali lipat jika dibandingkan penjualan RIMO pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 9,16 miliar. Pencapaian ini ditopang oleh penjualan apartemen sebesar Rp 239 miliar atau 96,7% dari total penjualan di periode ini.

Atas pencapaian tersebut, RIMO berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 118,43 miliar di kuartal III-2017. Sedangkan, di kuartal III-2016, RIMO masih mengalami kerugian sebesar Rp 2 triliun. Sementara total aset RIMO tercatat sebesar Rp 5,875 triliun.

Reporter: Miftah Ardhian