Digandeng Nokia, Saham Sat Nusapersada Cetak Rekor Harga Tertinggi

ANTARA FOTO/M. Agung Rajasa
Beberapa siswa berfoto dengan latar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (24/2).
Penulis: Anggi Lubis
Editor: Yura Syahrul
8/9/2017, 09.12 WIB

“Dengan adanya peristiwa itu berpotensi mempengaruhi harga efek perusahaan,” kata Abidin. Penyebabnya, Nokia adalah salah satu merek ponsel pintar ternama di dunia. Jadi, menurut dia, hal itu secara tidak langsung akan meningkatkan kepercayaan investor maupun calon investor terhadap Sat Nusapersada.

Selain itu, produksi ponsel Nokia tersebut akan berdampak positif terhadap kegiatan operasional dan kelangsungan usaha PTSN. Sebelumnya, perusahaan yang berbasis di Batam ini telah bermitra dengan berbagai merek elektronik besar, seperti Sony, Panasonic dan Epson. Tahun lalu, perusahaan memproduksi telepon pintar Asus Zenfone 3 yang cukup meledak di pasaran.

Pendapatan Sat Nusapersada pada paruh pertama tahun ini mencapai US$ 42,36 juta atau naik 9% dari periode sama 2016. Adapun, laba bersih perusahaan sebesar US$ 370 ribu atau naik 12.811% dengan laba bersih per saham US$ 0,26.

Namun, para investor saat ini perlu hati-hati membeli saham Sat Nusapersada karena sudah terhitung mahal. Secara teknikal, indikator Relative Strenght Index (RSI) menunjukkan harga saham PTSN pada 76,95, atau di atas titik jenuh jual (oversold) di level 70. Sedangkan titik jenuh beli (overbought) berada di level 30.

Investor yang ingin mengoleksi saham ini harus waspada agar tidak terjebak di harga tinggi. Sedangkan secara fundamental, rasio harga saham terhadap laba per saham (Price Earning Ratio) PTSN saat ini sebesar 13,46 kali.

Halaman: