KATADATA ? PT Bahana Securities merevisi peringkat saham emiten semen dari netral ke underweight. Padahal Bahana baru saja merilis proyeksi saham empat emiten semen tersebut pada 8 Januari 2015 lalu.
Revisi terpaksa dilakukan setelah pemerintah mengumumkan penurunan harga semen sebesar Rp 3.000 per sak pada akhir pekan lalu. Bahana menilai kebijakan pemerintah tersebut telah menurunkan bobot saham sektor semen dibandingkan sektor lainnya.
Makanya Bahana pun merekomendasikan underweight terhadap sektor ini dalam riset yang dipublikasikan pada 19 Januari. (Baca: Strategi Perusahaan Semen Hadapi Penurunan Harga)
Perubahan tersebut lantaran Bahana sebelumnya memproyeksikan harga rata-rata produk atau average selling product (ASP) semen akan naik sebesar 4 persen pada tahun ini. Seiring kebijakan tersebut, ASP pun direvisi menjadi negatif 4 persen.
Akibatnya, Bahana juga menurunkan proyeksi harga saham empat emiten semen yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Bahana menargetkan harga saham PT Semen Indonesia Tbk dalam 12 bulan ke depan sebesar Rp 13.000 per saham, turun dari Rp 17.600 dari proyeksi awal. Bahana pun menyarankan investor mengurangi porsi saham (reduce) emiten berkode SMGR ini dari sebelumnya mempertahankan (hold).
(Baca: Menteri BUMN: Saham Semen Turun Bukan karena Kebijakan Pemerintah)
Kemudian harga saham PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk ditargetkan sebesar Rp 19.000 dari sebelumnya Rp 25.000 per saham dalam 12 bulan ke depan. Sama seperti Semen Indonesia, Bahana pun merekomendasikan untuk mengurangi porsi saham emiten berkode INTP tersebut.
Sementara untuk saham PT Holcim Indonesia Tbk dan PT Semen Baturaja Tbk, Bahana memperkirakan harga saham masing-masing sebesar Rp 1.270 per saham dan Rp 310 per saham. Keduanya turun dari prediksi awal masing-masing sebesar Rp 2.000 per saham dan Rp 330 per saham.
Pada perdagangan hari ini, Selasa (20/1), saham-saham emiten semen tercatat bergerak fluktuatif. SMGR misalnya, hingga pukul 11.30, tercatat turun 100 poin atau 0,7 persen ke posisi Rp 14.000 per saham. Meskipun pada awal perdagangan harga sahamnya sempat naik hingga 125 poin.
Saham INTP tercatat menguat 175 poin atau 0,8 persen ke Rp 22.000 per saham. Sementara saham SMCB turun 10 poin atau 0,5 persen ke Rp 1.905 per saham. (Baca: Saham Semen Berguguran, Kapitalisasi Pasar Hilang 8 Triliun)