KATADATA ? Perusahaan semen terpaksa harus memutar otak menghadapi penurunan harga yang ditetapkan pemerintah. Meski penurunan harga dilakukan pada perusahaan semen milik negara, tapi pastinya akan berimbas pada perusahaan semen swasta.
Seperti diketahui, pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk menurunkan harga semen yang dijual oleh perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar Rp 3.000 per sak, yang berlaku mulai hari ini. Hal ini akan diikuti oleh perusahaan semen swasta, agar bisa mempertahankan pasarnya. (Baca: Pengumuman Presiden Merontokkan Saham Emiten Semen)
Saat ini pasar semen nasional dikuasai oleh BUMN semen, yakni PT Semen Indonesia Tbk. Pangsa pasar perusahaan tersebut mencapai 43,7 persen dari total pasar semen nasional. Jika perusahaan lain tidak ikut menurunkan harga, maka pasarnya akan terus tergerus. Belum lagi dengan hadirnya pesaing baru di industri ini. Sekitar Sembilan perusahaan akan merebut pasar semen di Indonesia dalam kurun waktu 2013-2017.
(Baca: Saham Semen Berguguran, Kapitalisasi Pasar Hilang 8 Triliun)
PT Holcim Indonesia Tbk mengaku akan menyesuaikan harga produknya, akibat penurunan harga yang dilakukan perusahaan semen pelat merah. Karena harga semen yang ditetapkan Holcim, juga mengacu pada harga rata-rata harga semen di pasaran.
Relationship Management Director Holcim Rusli Setiawan mengakui bahwa di tengah persaingan pasar yang semakin ketat, harga semen akan semakin turun. Namun, harga bukanlah satu-satunya faktor untuk mempertahankan volume penjualan. "Kami akan fokus ke pelayanan produk," kata Rusli kepada Katadata, Senin (19/1).
Sekretaris Perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Sahat Panggabean mengatakan perusahaanya masih akan mengkaji besaran harga yang bisa diturunkan. Sebab, ketika harga bahan bakar minyak (BBM) naik, perseroan hanya menaikan harga 4-5 persen saja. Ini membuat margin keuntungan yang didapat masih cukup rendah.
Dia berharap, dengan penurunan harga yang akan dilakukan, volume penjualan akan naik. Ini bisa meminimalisir dampak penurunan margin keuntungan sebelumnya. "Kalau kami turunkan (harga produk), kami bisa pertahankan volume penjualan tapi mengurangi margin. Kami akan kaji penurunannya," ujarnya.
(Baca: Di Tengah Hujan Kritik Soal Kapolri, Jokowi Umumkan Penurunan Harga BBM)
Sementara itu, PT Semen Indonesia Tbk yang terpaksa harus menurunkan harga yang diputuskan pemerintah, memilih lakukan efisiensi. Efiensi ini dilakukan dengan meminimalisir biaya operasional perusahaan, seperti mengurangi biaya pemasaran dan belanja rapat.
"Kami akan lakukan beberapa efisiensi, yang tujuannya untuk mempertahankan margin pada level yang sehat yakni 30 persen," ujar Sekretaris Perusahaan Semen Indonesia Agung Wiharto.
Agung menyebut bahwa penurunan harga BBM dan listrik bisa mengurangi beban perusahaan. Apalagi, listrik menjadi komponen terbesar perusahaan. Makanya dia cukup yakin target margin tersebut akan tercapai.
Semen Indonesia juga optimistis pertumbuhan konsumsi semen nasional akan mencapai 5-6 persen tahun ini, lebih tinggi dibanding 2014 sebesar 3,5 persen.