Tunggu Kabinet, Laju Indeks Tertahan

Arief Kamaludin|KATADATA
KATADATA | Arief Kamaludin
Penulis:
Editor: Arsip
21/10/2014, 11.00 WIB

KATADATA ? Masih belum jelasnya komposisi kabinet dalam pemerintahan Joko Widodo membuat indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak stabil.

Pelaku pasar cenderung melakukan aksi ambil untung (profit taking), serta memilih bersikap menunggu dan melihat (wait and see) situasi politik terkini.

Hingga pukul 10.40, IHSG hanya mengalami kenaikan tipis sebesar 0,45 poin atau 0,01 persen dari penutupan perdagangan kemarin. Menurut analis KDB Daewoo Betrand Raynaldi, pelaku pasar menanti kandidat yang akan menjadi menteri.

(Baca: Laju IHSG Terganjal Pencalonan Sri Adiningsih sebagai Menkeu)

Apalagi arah politik pun terlihat mulai berubah seiring kabar rencana bergabungnya Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN) ke dalam koalisi Jokowi. ?Pasar masih wait and see untuk parlemen,? kata dia saat dihubungi Katadata, Selasa (21/10).

Analis Mandiri Sekuritas Fath Aliansyah Budiman mengatakan, persoalan politik masih menjadi perhatian investor. Meski acara pelantikan presiden berlangsung sukses, namun pelaku pasar masih melihat ada risiko politik di dalam negeri. Ini terutama yang berasal dari susunan anggota kabinet.

(Baca: Ekonomi Pemerintah Baru Terancam Sandera Politik)

Dia memperkirakan, IHSG akan bergerak variasi dengan kecenderungan menguat pada perdagangan hari ini. IHSG diperkirakan berada pada resisten 5.104 dan support di 4.974.

Analis Acend Agus Susanto Benzaenuri mengatakan, aksi profit taking pada hari ini karena pasar berekspektasi ekonomi Cina hanya akan tumbuh 7,2 persen pada kuartal III-2014. Angka ini turun dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 7,2 persen.

Dia memperkirakan IHSG bisa turun hingga di bawah level 5.000. Meski begitu, dia optimistis adanya potensi penguatan bagi IHSG, menjelang pengumuman kabinet oleh Joko Widodo-Jusuf Kalla. Telebih jika kabinet tersebut sesuai ekspektasi. ?Karena ada harapan baru terhadap pemerintah baru,? ujarnya.

Reporter: Desy Setyowati