KATADATA ? Pembacaan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) pada hari ini, diprediksi akan membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak variatif. Pelaku pasar masih menunggu (wait and see) hasil keputusan tersebut.
Riset Universal Broker Indonesia menyebut dengan keputusan MK hari ini, IHSG memiliki peluang untuk mencetak rekor baru. Karena resisten pertama IHSG saat ini, adalah rekor IHSG di 5.251. IHSG berpeluang menembus level atas resisten di 5.165, dan memiliki potensi kenaikan hingga kisaran 5.250 ? 5.300.
Hingga penutupan perdagangan kemarin, pasar masih terlihat memberikan respons positif. IHSG ditutup menembus resisten di 5.165 dan aliran dana asing di pasar reguler naik tajam menjadi Rp 683,66 miliar.
Kondisi bursa regional pun masih cukup kondusif. Indeks Hang Seng pagi ini memang terkoreksi tipis 0,25 persen sebagai antisipasi dari pengumuman data manufaktur China. Indeks Strait Times dan Nikkei terlihat bergerak naik, sebagai respon dari kenaikan 59,54 poin (+0,35 persen) yang terjadi pada indeks Dow Jones Industrial (DJI) semalam. Sentimen positif ini bisa berpengaruh terhadap penguatan IHSG hari ini.
Meski demikian, Universal Broker menyebut bahwa pemecahan rekor IHSG hari ini harus melihat berbagai faktor, termasuk aliran dana asing. ?Jika hari ini IHSG berlangsung Jokowi Effect, pemodal sebaiknya tidak lupa bahwa Jokowi Effect belum pernah bertahan lebih dari 2 hari perdagangan,? tulis Universal Broker Indonesia dalam risetnya hari ini (21/8).
Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya juga meyakini IHSG akan menguat pada level 5.160-5.236. "Karena capital inflow yang masuk cukup memadai. Ini menunjukan kalau potensi kenaikan IHSG bisa melampaui resisten," jelas dia.
Sementara itu, analis dari perusahaan sekuritas lain memiliki pendapat yang berbeda. Keputusan MK bisa membuat IHSG bergerak variatif bahkan melemah tipis. Kepala riset Trust Securities Reza Priyambada memperkirakan IHSG akan berada pada rentang support 5.125-5.138 dan resisten 5.185-5.195.
"Perkiraan ini dengan asumsi, kalau kondisi pasar normal dan tidak terpengaruh hasil MK. Tapi kalau hasil putusannya negatif, saya rasa bisa dijaga di support segitu (5.125-5.138)," ujar Reza.
Analis Asia Financial Network Agus Santoso menilai, IHSG tidak terpengaruh pada hasil keputusan MK, karena pasar sudah mengantisipasi perubahan keputusan tersebut. Menurut dia, pasar justru fokus terhadap keputusan bank sentral Amerika Serikat, The Fed mengenai kebijakan normalisasi moneternya.
"Kalau putusan MK, pasar nggak terlalu banyak fokus. Tapi lebih ke kebijakan The Fed yang mau menaikan suku bunga di awal tahun depan," jelas Agus, kepada Katadata, Kamis (21/8).
Agus menjelaskan, jika pertumbuhan ekonomi Indonesia masih menurun saat The Fed menormalisasi kebijakan moneternya, maka investor akan menyesuaikan portofolionya. Sedangkan dari bursa regional, pasar masih menunggu data ekonomi China yang menjadi parameter pertumbuhan industri di negara tersebut.