PT XL Axiata Tbk memutuskan mengalokasikan 30% dari laba bersih 2019 sebagai dividen. Keputusan ini diambil berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Senin (18/5).
Direktur Utama XL Axiata Dian Siswarini mengatakan, dari total laba bersih tahun lalu sebesar Rp 712,5 miliar, perseroan sepakat mengalokasikan 30% atau sebesar Rp 215,7 miliar.
Selanjutnya, dividen akan didistribusikan kepada pemegang saham, setara dengan Rp 20 per saham. Adapun, sisa Rp 496,7 miliar akan dicatat dalam saldo laba ditahan untuk mendukung pengembangan usaha XL Axiata.
“Pembagian ini telah disetujui dalam RUPS hari ini,” kata Dian, melalui video conference, Senin (18/5).
Selain itu, RUPST juga sepakat untuk mengangkat dua komisaris dan satu direktur baru. RUPS menyetujui untuk mengangkat Dato’ Mohd Izzadin Idris dan Dr. Hans Wijayasuriya masing-masing sebagai Komisaris baru XL Axiata menggantikan Kenneth Shen dan Peter J. Chambers.
Kemudian, RUPST XL Axiata juga sepakat mengangkat David Arcelus Oses, menggantikan Allan Russell Bonke yang telah mengajukan penguduran dirinya sejak tanggal 23 Maret 2020.
(Baca: Operator Telekomunikasi Perpanjang Promo Gratis Kuota selama WFH)
Tahun lalu, XL Axiata berhasil mencetak laba bersih, setelah sebelumnya pada 2018 membukukan rugi bersih sebesar Rp 3,28 triliun.
Raihan laba sepanjang 2019 utamanya ditopang kenaikan pendapatan sebesar 9% menjadi Rp 25 triliun, yang dicapai dengan upselling pelanggan dengan analisa berbasis analytics dan strategi Omni Channel.
Sepanjang 2019, XL Axiata juga melakukan penguatan jaringan data 4G di Jawa maupun luar Jawa secara berimbang. Ditambah, diteruskannya program fiberisasi untuk mempersiapkan infrastruktur untuk teknologi 5G.
Selain itu, XL Axiata melakukan dual-brand strategi untuk memenuhi segmen pasar yang berbeda. Lalu, meneruskan program digitalisasi dan simplifikasi proses kerja di semua unit.
Tahun ini, langkah XL Axiata akan semakin ringan dengan dijualnya 2.782 unit menara telekomunikasi dengan nilai transaksi Rp 4,05 triliun. Melalui penjualan ini, perusahaan memperoleh keuntungan sebesarRp 1,62 triliun..
Penjualan menara ini pula yang membuat XL Axiata mampu mencatatkan lonjakan laba tinggi pada kuartal I 2020. Tercatat selama tiga bulan pertama tahun ini, XL Axiata membukukan laba Rp 1,54 triliun, melonjak 2.607% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang sebesar Rp 57,19 miliar.
(Baca: Laba Bersih Kuartal I 2020 XL Meroket 2.557% karena Jual Menara)
Ke depan, XL Axiata bersiap memasuki masa New Normal, di mana aktivitas masyarakat sebagian besar masih berpusat di rumah. Oleh karena itu, XL Axiata akan makin mengembangkan layanan internet di kawasan perumahan, sembari tetap memperhatikan kebutuhan layanan di kawasan bisnis.
"Layanan internet akan menjadi krusial di masa New Normal, dampaknya ketergantungan akan layanan ini pun akan tinggi," ujarnya.
Dari segi pertumbuhan jumlah pelanggan, XL Axiata sebenarnya mencatatkan sedikit penurunan, menjadi 55,5 juta pelanggan pada kuartal I 2020. Meski demikian, pendapatan rata-rata per pelanggan atau average revenue per user (ARPU) tetap stabil di angka Rp 35.000, sama dengan kuartal sebelumnya.
Kini, XL Axiata telah mengoperasikan 133.000 Base Transceiver Station (BTS), dengan 43.000 BTS di antaranya merupakan BTS 4G.
Jumlah itu meningkat 9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Jaringan 4G XL Axiata sendiri saat ini telah menjangkau 449 kota dan kabupaten, yang tersebar di Indonesia.
(Baca: XL Tambah Utang Rp 1,5 Triliun dari BCA untuk Refinancing & Investasi)