Sewindu Merugi, Krakatau Steel Akhirnya Cetak Laba Rp 1 Triliun

Arief Kamaludin | Katadata
Ilustrasi. Krakatau Steel berhasil membukukan laba bersih pada kuartal I 2020 seiring beban operasional perusahaan yang turun.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Agustiyanti
29/5/2020, 11.50 WIB

Banyak efisiensi yang dilakukan oleh perusahaan yang bermarkas di Cilegon ini, salah satunya pada biaya-biaya produksi baja. Pada tiga bulan pertama tahun ini, komponen biaya tersebut tercatat turun 30% menjadi US$ 159,64 juta.

Penurunan komponen biaya tersebutm terutama terjadi pada biaya pemakaian bahan baku sebesar 27% menjadi US$ 119,64 juta. Lalu, biaya pabrikasi turun 39,9% menjadi US$ 30,43 juta. Biaya upah langsung juga turun hingga 29,5% menjadi US$ 9,57 juta.

Dalam laporan keuangan Krakatau Steel Kuartal I 2020 dijelaskan bahwa efisiensi antara lain dilakukan dengan memberhentikan operasional sejumlah pabrik milik BUMN tersebut. Pabrik yang dimaksud seperti pabrik Blast Furnace, pabrik DR, dan pabrik Wire Rod Mill.

Strategi efisiensi lainnya melalui efisiensi proses produksi dan optimalisasi kapasitas produksi. Program yang dilakukan adalah meningkatkan overall equipment effectiveness dengan cara memperbaiki produktivitas dan rasio hasil produksi.

"Salah satu hasil positif yang dicapai Perseroan adalah penurunan biaya operasi (operating expenses) induk turun 31% menjadi US$46,8 juta dibandingkan periode yang sama di tahun 2019," kata Silmy.

Meski demikian, kondisi di kuartal II 2020 diperkirakan tak akan sebaik kuartal lalu lantaran kondisi pasar baja yang melemah hingga 50% akibat tekanan pandemi Covid-19. "Hal ini jika berlanjut terus menerus maka diperkirakan akan berdampak pada kinerja di 2020," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin