Seharian Memerah, IHSG Bangkit 0,53% Berkat Saham Bank BUMN & Bukopin

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.
IHSG akhir pekan naik 0,53% ke level 4.880,36 setelah sepanjang hari melaju di zona merah. Saham-saham bank BUMN dan juga Bukopin, mendorong bangkitnya IHSG kembali ke zona hijau.
Penulis: Happy Fajrian
12/6/2020, 17.23 WIB

Indeks harga saham gabungan atau IHSG mengakhiri perdagangan saham akhir pekan, Jumat (12/6), naik 0,53% ke level 4.880,36. Padahal sepanjang hari ini IHSG lebih banyak melaju di zona merah dan berhasil kembali ke teritori positif 30 menit sebelum perdagangan berakhir.

Adapun naiknya indeks dalam negeri ke teritori positif didorong oleh saham-saham bank BUMN yang naik hingga lebih dari 9%, yakni saham Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) yang lompat sebesar 9,76% menjadi Rp 1.125 per saham.

Sedangkan tiga bank pelat merah lainnya yakni Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) melesat 6,18% ke Rp 4.470, Bank Mandiri Tbk (BMRI) naik 4,26% ke Rp 4.890, serta Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) naik 2,02% ke Rp 3.030 per saham.

Selain keempat bank BUMN tersebut, Bank Bukopin Tbk (BBKP) yang meroket hingga 21,89% ke Rp 206 per saham juga turut menjadi penopang laju sektor keuangan yang naik 1,8%, tertinggi di antara indeks sektoral lainnya.

(Baca: Bursa Asia & IHSG Terus Turun Seiring Ancaman Gelombang Kedua Covid-19)

“IHSG berbalik positif di sesi kedua  terutama ditopang oleh kenaikan saham sektor perbankan yang dipicu sentimen positif terkait rencana Kookmin Bank menguasai saham Bank Bukopin. Sebelumnya Bank Bukopin sempat terkena isu miring terkait likuiditasnya,” kata analis Indopremier Sekuritas, Mino, seperti dikutip Antara, sore ini.

Adapun Mino menyebutkan bahwa IHSG sepanjang sesi I melaju di zona merah karena kekhawatiran investor akan terjadinya gelombang kedua penyebaran virus corona atau covid-19 di Amerika Serikat (AS).

Kekhawatiran ini membuat proses pemulihan ekonomi AS menjadi terancam. Pasalnya jika kembali terjadi lonjakan jumlah kasus Covid-19, lockdown akan kembali diterapkan sehingga ekonomi akan kembali terpukul.

Akibatnya, Wall Street anjlok cukup dalam pada perdagangan Kamis (11/6), dengan indeks Dow Jones terjun bebas hingga 6,9%, S&P 500 anjlok 5,89%, dan Nasdaq anjlok 5,27%. Kinerja Wall Street kemudian menular ke bursa saham Asia yang hari ini mayoritas berakhir lebih rendah.

(Baca: Kookmin Bakal Jadi Pengendali Tunggal, Saham Bukopin Terbang 21,9%)

Indeks Kospi Korea Selatan memimpin koreksi bursa saham Asia sebesar 2,04%, diikuti indeks Nikkei 225 Jepang yang turun 0,75%, kemudian indeks Hang Seng Hong Kong merosot 0,73%, Straits Times Singapura 0,72%, serta Shanghai Composite Tiongkok turun tipis 0,04%.

Data Perdagangan Hari ini

Adapun sepanjang hari ini investor mentransaksikan 10,52 miliar saham di bursa dengan nilai Rp 10,24 triliun. Meski IHSG berakhir positif, 247 saham terkoreksi, dan hanya 162 saham yang naik sedangkan sisanya stagnan.

Selain sektor perbankan, sektor tambang yang naik 0,83% dan sektor aneka industri yang naik 1,2%, turut mendorong kembalinya indeks ke jalur hijau.

Namun di tengah positifnya IHSG, modal asing mengalir keluar dengan deras dari pasar saham dengan total Rp 1,21 triliun di seluruh pasar. Saham Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) paling banyak dilego investor asing dengan nilai penjualan bersih (net sell) Rp 458,8 miliar.

Saham BRI berada di urutan kedua setelah Telkom dengan net sell Rp 190,9 miliar, serta saham Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp 166,5 miliar. Saham BBCA pun terkoreksi 0,18% ke Rp 28.350 per saham.

(Baca: Imbas Pandemi, Adhi Commuter Mundurkan Rencana IPO Menjadi 2021)