IHSG Anjlok hingga 2% Dipicu Obligasi AS hingga Rencana Jamsostek

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/hp.
Karyawan melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (4/1/2021). Perdagangan IHSG padaÊawal tahun 2021 dibuka menguat 18,76 poin atau 0,31 persen ke posisi 5.997,83.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
31/3/2021, 15.14 WIB

Menurut dia, dengan yield US Treasury yang semakin naik tentunya akan mendorong lebih banyak arus dana ke pasar keuangan AS. Hal itu juga sudah tercermin dari indeks dolar AS yang juga mengalami peningkatan atau trend naik.

"Jika kita liat dollar indeks sudah naik hampir 5% ke posisi 93,4 pagi ini dari level terendah ketika pandemi di kisaran 89," tuturnya.

Dia menilai hal itu merupakan indikasi bahwa adanya aliran dana kembali dari pasar negara berkembang, didukung oleh prospek pemulihan ekonomi yg lebih baik di AS daripada sebagian besar ekonomi di negara berkembang, termasuk Indonesia.

Analis Kiwoom Sekuritas Soekarno Alatas mengungkapkan sebenarnya tanpa harus mencari alasan, investor sudah mengetahui bahwa indeks akan mengalami penurunan.

Kalau sentimen negatifnya dari eksternal karena imbal hasil obligasi AS kembali meningkat, ini menjadi kekhawatiran pasar. Sedangkan sekarang juga minim sentimen positif. Di saat minim sentimen positif dan secara teknikal juga sudah masuk tren turun, jadi wajar mengalami turun dalam.

Halaman: