Raupan Dana Emiten Baru Naik 11%, BEI Optimistis Prospek IPO 2021

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/hp.
Sepanjang kuartal I-2021, BEI mencatat sudah ada 11 perusahaan baru yang telah mencatatkan sahamnya di bursa saham. Nilai penerbitan saham dari 11 emiten baru tersebut mencapai Rp 3 triliun.
Penulis: Safrezi Fitra
31/3/2021, 16.12 WIB

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat nilai emisi dari penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) sepanjang tiga bulan pertama tahun ini mencapai Rp 3 triliun. Nilai ini mengalami peningkatan hingga 11% dibandingkan perolehan dana IPO pada periode yang sama tahun lalu Rp 2,7 triliun.

Melihat capaian sepanjang kuartal I, Direktur Penilaian Perusahaan I Gede Nyoman Yetna merasa optimistis dengan prospek IPO tahun ini. Apalagi, Dari sisi jumlah pipeline calon emiten yang mengantre untuk IPO dalam kuartal I tahun ini juga meningkat hingga 120% dibanding pada periode yang sama pada tahun lalu.

"Hal tersebut menggambarkan besarnya kepercayaan dan optimisme para pengusaha di Indonesia akan pemulihan perekonomian dan juga terhadap pasar modal Indonesia pada 2021," ujar Nyoman seperti dikutip Antara, Rabu (31/3).

 

Berdasarkan data BEI hingga 30 Maret 2021, terdapat 11 perusahaan yang baru mencatatkan sahamnya di bursa. Selain itu, masih terdapat 22 perusahaan dalam antrean pencatatan saham BEI.

Nyoman juga mengungkapkan sudah ada dua calon emiten yang sudah siap dan akan mulai mencatatkan sahamnya di BEI dalam waktu dekat.

Adapun rincian pipeline berdasarkan sektor adalah dua perusahaan dari sektor energi, tiga perusahaan dari sektor barang baku, dan dua perusahaan dari sektor perindustrian. Kemudian dua perusahaan dari sektor barang konsumen primer, enam perusahaan dari sektor barang konsumen nonprimer.

Ada juga tiga perusahaan dari sektor properti dan real estat, tiga perusahaan dari sektor teknologi, dan satu perusahaan dari sektor infrastruktur.

Berdasarkan ukuran skala aset, sebagaimana diatur di POJK 53 Tahun 2019, pipeline pencatatan saham dapat dikategorikan yaitu tujuh perusahaan aset skala kecil yang nilai aset di bawah Rp50 miliar. Kemudian 10 perusahaan aset skala menengah dengan nilai aset antara Rp50 miliar sampai Rp250 miliar, dan lima perusahaan aset skala besar yang memiliki aset di atas Rp250 miliar.

"Dapat kami sampaikan, dari 22 perusahaan dalam pipeline tersebut belum ada yang perusahaan BUMN maupun unicorn," kata Nyoman.

Menurut Nyoman, optimisme capaian pasar modal menjangkau banyak emiten baru tahun ini, tentunya tidak lepas dari dukungan pemerintah. Ini harus didukung kebijakan pemerintah terkait dengan penanganan pandemi saat ini. 

Kebijakan dari regulator pasar modal yang tentunya akan membuat kondisi pasar modal Indonesia kondusif. Dengan begitu, minat perusahaan melakukan IPO dan melakukan pencatatan saham meningkat.