Bukalapak IPO Bulan Depan, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Google Play Store
Ilustrasi platform Bukalapak
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
24/6/2021, 18.55 WIB

PT Bukalapak.com berencana melantai di Bursa Efek Indonesia melalui penawaran umum perdana alias initial public offering (IPO) pada 29 Juli 2021. Jika terwujud, Bukalapak bisa menjadi perusahaan rintisan berstatus unicorn pertama yang IPO di bursa Tanah Air.

Meski begitu, Bukalapak diketahui masih mengantongi rugi senilai Rp 1,34 triliun pada 2020. Rugi tersebut menurun hingga 51,75% dibandingkan posisi rugi pada 2019 yang mencapai Rp 2,79 triliun.

Melihat kondisi keuangan tersebut, apakah IPO unicorn pertama ini masih diminati oleh pelaku pasar?

Analis Bahana Sekuritas Muhammad Wafi mengatakan, kondisi rugi pada perusahaan yang sedang dalam tahap bertumbuh, sudah biasa. Sehingga, yang perlu diperhatikan adalah rencana perbaikan dan strategi perusahaan ke depan.

"Karena yang dibeli oleh investor itu prospek ke depannya, bukan kondisi sekarang atau historical-nya," kata Wafi kepada Katadata.co.id, Kamis (24/6).

Analis Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas menilai, paling tidak kerugian yang dibukukan oleh Bukalapak pada 2020 mengalami penyusutan dibandingkan pada 2019. "Nah ini secara progresnya kan membaik," kata Sukarno kepada Katadata.co.id.

Ia mengatakan, perusahaan rugi yang akan IPO, bisa saja harga sahamnya mengalami kenaikan jika memiliki citra yang baik di mata pelaku pasar saham. "Paling tidak, harga saham pada hari pertama perdagangan, bisa naik signifikan," kata Sukarno.

Meski begitu, Sukarno menilai Bukalapak belum pantas tercatat pada papan utama Bursa Efek Indonesia karena masih tercatat rugi. Jika sudah mengantongi laba, Bukalapak baru bisa naik kelas ke papan utama.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin