Dua konglomerasi bisnis, yaitu PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) kompak menggelontorkan investasi pada perusahaan digital pada 30 Juni 2021. Astra menambah modal di PT Astra Digital Arta (AstraPay) senilai Rp 195,53 miliar dan Emtek menyuntik PT Grab Teknologi Indonesia (Grab) senilai Rp 3,08 triliun.
Dalam keterbukaan informasi, Astra menambah modal ke AstraPay melalui pengambilan saham baru oleh PT Federal International Finance (FIF) dan PT Sedaya Multi Investama (SMI). Kedua perusahaan tersebut merupakan anak usaha Astra dengan kepemilikan 99,99% di masing-masing perusahaan.
Transaksi tersebut setara 1,95 juta saham baru yang diterbitkan oleh AstraPay dengan nilai nominal per saham sebesar Rp 100.000. Dari saham baru tersebut, FIF mengambil sebanyak 398.500 lembar dan SMI sebanyak 1.556.850 lembar.
Nilai transaksi penambahan modal itu mencapai Rp 195,53 miliar, yang dibayar paling banyak oleh SMI sebesar Rp 155,68 miliar. Berkat suntikan tambahan modal tersebut, SMI akan memiliki 72,75% saham AstraPay dan FIF memegang 25% saham. Adapun sisanya sebanyak 2,25% dimiliki oleh Koperasi Federal International Finance 2000.
Transaksi ini untuk memberikan dukungan keuangan kepada AstraPay dalam memenuhi keperluan umum korporasi. "Bagi FIF dan SMI, pelaksanaan transaksi dapat memberikan manfaat finansial berupa dividen sebagai imbal hasil investasi di AstraPay," kata manajemen Astra dalam keterbukaan informasi.
Adapun Emtek efektif menambah kepemilikan saham berupa penyertaan atas saham baru yang diterbitkan Grab sejumlah 311,27 juta saham baru dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham. Jumlah saham baru itu setara dengan 3,29% dari modal disetor dan ditempatkan di Grab.
"Dengan total nilai penyertaan sejumlah Rp 3,08 triliun atau setara US$ 210 juta," kata Sekretaris Perusahaan Emtek Titi Maria Rusli dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.
Sebelum penambahan modal, Emtek telah memiliki saham Grab sejumlah 244,57 ribu dengan nilai nominal Rp 244,57 miliar atau setara 2,68% dari modal disetor dan ditempatkan Grab. Setelah penempatan saham ini, Emtek memiliki 5,88% dari total modal disetor dan ditempatkan pada Grab.
Titi menjelaskan alasan dilakukan transaksi ini, untuk mendukung kegiatan usaha utama. "Memperkuat posisi Emtek sebagai perusahaan teknologi dan digital terkemuka di Indonesia dan memperkaya ekosistem digitalnya," katanya menambahkan.
Pengaruh penempatan saham pada kondisi keuangan akan mengurangi jumlah kas dan setara kas, tetapi meningkatkan investasi jangka panjang. Sehingga kondisi keuangan dalam hal ini total aset tidak akan berubah.
Senior Vice President Research Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial mengatakan, bisnis digital sudah menjadi keharusan untuk setiap perusahaan, apalagi di tengah pandemi Covid-19.
Perusahaan besar, seperti Astra dan Emtek yang terus menambah modal ke perusahaan digital, berpeluang menekan biaya yang jauh lebih besar. Meski begitu, kesuksesannya salah satunya utilisasi ekosistem yang sudah ada di grup tersebut.
"Jadi bisnis digital sangat bagus jika memiliki ekosistem yang sangat bagus. Mulai dari supply chain (rantai suplai), merchandise chain (rantai barang dagangan), pembayaran digital, dan database pelanggan," kata Janson kepada Katadata.co.id.
Melihat persaingan bisnis digital di Indonesia yang sudah diisi oleh perusahaan rintisan (startup), kehadiran pemain-pemain besar membuat persaingan menjadi makin ketat. Namun, persaingan ketat tersebut dinilai tidak bisa terhindarkan.
"Penggunaan digital bisnis adalah keharusan dengan memanfaatkan ekosistem yang sudah existing di grup tersebut," kata Janson.