Indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan melemah pada perdagangan Selasa (27/7) hari ini. Hal itu dipicu perputaran roda ekonomi yang melambat seiring Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 dan minimnya sentimen di pasar modal.
CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menyampaikan dua faktor tersebut menyebabkan indeks saham terlihat belum akan meninggalkan rentang konsolidasi. Dia memperkirakan IHSG akan berada pada rentang 5.948 - 6.123.
"Perkembangan pergerakan IHSG hingga saat ini masih sangat dipengaruhi oleh lambatnya perputaran roda perekonomian, disertai oleh minimnya sentimen," ujar William dalam keterangan tertulis, Selasa (27/7).
Kendati demikian, menurut dia, investor dapat memanfaatkan momentum tekanan indeks saham, baik jangka pendek, menengah maupun panjang. Pergerakan fluktuatif yang terjadi pada IHSG dapat digunakan untuk melakukan transaksi atau investasi jangka pendek.
Indosurya merekomendasikan investor untuk memperhatikan sejumlah saham berkapitalisasi besar antara lain, ICBP, BBNI, INDF, JSMR, TLKM, AKRA, dan LSIP.
Pada perdagangan saham Senin (26/7) kemarin, IHSG ditutup di level 6.106, menguat 0,08% atau 4,7 poin dari level penutupan akhir pekan lalu 6.101. Indeks saham bahkan sempat dibuka naik ke level 6,109 pada pagi harinya. Berdasarkan data RTI, sebanyak 241 saham mengalami kenaikan harga, 264 saham menurun, sementara 144 saham tidak bergerak.
Analis PT Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan mengatakan pergerakan ditutup menguat terbatas kemarin, merespons perpanjangan PPKM yang dilakukan pemerintah. Berdasarkan data pemerintah, angka kasus positif Covid-19 menurun dalam dua hari terakhir. Penguatan indeks saham kemarin juga ditopang oleh kondisi bursa saham global yang positif.
Dennies menyampaikan, secara teknikal, indikator stochastic yang membentuk deadcross mengindikasikan pergerakan pergerakan IHSG berpotensi melemah dalam jangka pendek. Pergerakan akan cukup terbatas, investor mencermati dampak dari PPKM yang mulai terasa.
"Jumlah kasus baru dua hari terakhir mengalami penurunan. Meskipun tingkat kematian masih cukup tinggi," katanya.
Dia memperkirakan indeks saham akan berada pada level resistance 6,148 - 6,195, dan level support 6,043 - 6,072. Dennies juga merekomendasikan pelaku pasar untuk mencermati saham AGII yang diprediksi mengalami koreksi, meski masih akan tertahan di atas level support. Target harga saham AGII diperkirakan berada pada rentang 1.800 – 1.850
Selain itu, investor juga disarankan mengamati saham KLBF dengan taregt harga 1,420 – 1,450, dan BBRI dengan target harga 3.920 – 3.980.