Tiga Kabar Baik yang Bakal Mendongkrak IHSG ke Level 6.394 Bulan Ini

ANTARA FOTO/ Reno Esnir/foc.
Karyawan melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (8/1/2021).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
5/8/2021, 15.29 WIB

PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia optimistis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat signifikan pada bulan Agustus ini. Optimisme tersebut timbul karena ada tiga sentimen positif yang membayangi gerak indeks pasar domestik.

Ketiga faktor yang dimaksud antara lain, jumlah kasus positif Covid-19 yang mulai mereda, dan program vaksinasi pemerintah yang menghadirkan peluang pelonggaran PPKM. Selain itu, laporan keuangan semester I emiten yang membaik. 

"Memasuki bulan Agustus, kami optimistis IHSG mampu menguat, dengan target ke level 6.394 secara teknikal," kata Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina dalam webinar, Kamis (5/8).

Martha mengatakan, faktor pertama yaitu jumlah infeksi baru kasus harian Covid-19 yang mulai mereda ke angka 30.000 kasus per hari. Lalu, gencarnya vaksinasi yang membuka peluang pelonggaran PPKM. Terakhir, rilis kinerja keuangan yang membaik dari perusahaan di bursa.

Prediksi indeks didasari oleh penguatan IHSG sebesar 1,41% sepanjang Juli 2021 menjadi 6.070 pada perdagangan akhir bulan tersebut. Ditambah lagi, aksi beli investor asing yang mencapai Rp 17 triliun sepanjang Juli.

Padahal, bulan lalu terdapat sejumlah sentimen negatif yang bisa saja mempengaruhi kinerja pasar modal. Faktor-faktor yang membuat pelaku pasar khawatir seperti peningkatan kasus Covid-19, pemberlakukan PPKM di sejumlah daerah, dan pelemahan nilai rupiah.

Martha mengatakan faktor lain yang bisa mendorong kenaikan indeks bulan ini adalah penyampaian rilis kinerja keuangan emiten. Berdasarkan data Mirae Asset, sudah ada sekitar 30% emiten yang mengumumkan kinerja keuangan untuk semester I-2021.

Secara tahunan, mayoritas perusahaan mencatatkan hasil yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. "Hal itu bisa terjadi, mengingat pada kuartal II-2020, kinerja mayoritas perusahaan tercatat di Bursa mengalami penurunan dikarenakan terdampak pandemi Covid-19," kata Martha.

Ia mengatakan, emiten di sektor perbankan, semen, dan ritel membukukan kinerja yang sesuai ekspektasi. Sementara emiten di industri kesehatan, terutama rumah sakit dan lab, mencatatkan hasil yang lebih baik dari ekspektasi.

Sebaliknya, sejumlah emiten sektor barang konsumsi non cyclical, seperti Unilever Indonesia (UNVR), Gudang Garam (GGRM), HM Sampoerna (HMSP), dan Japfa Comfeed (JPFA), membukukan kinerja di bawah konsensus. Ini membuat sahamnya dilanda aksi jual dan menjadi pemberat indeks.

Untuk sektor saham yang menjadi rekomendasi tim investasi Mirae Asset Sekuritas adalah sektor infrastruktur, kesehatan, dan keuangan sebagai pilihan investasi bagi para investor.

Khusus sektor infrastruktur, saham yang menjadi pilihan tim Mirae Asset merupakan saham yang bergerak di bidang telekomunikasi, yaitu Telkom Indonesia (TLKM), XL Axiata (EXCL), dan Indosat (ISAT).

Di sektor kesehatan, Martha merekomendasikan saham Medikaloka Hermina (HEAL), Mitra Keluarga Karyasehat (MIKA), dan Prodia Widyahusada (PRDA). Saham keuangan rekomendasi Mirae adalah Bank Central Asia (BBCA), Bank Mandiri (BMRI), dan Bank Syariah Indonesia (BRIS).

Di luar sektor-sektor yang direkomendasikan tersebut, Martha menilai ada beberapa saham yang juga patut mendapat perhatian dari pelaku pasar saham. Seperti Elang Mahkota Teknologi (EMTK), Surya Citra Media (SCMA), Indofood Sukses Makmur (INDF), dan Erajaya Swasembada (ERAA).

Reporter: Ihya Ulum Aldin