Saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) laris manis ditransaksikan oleh investor pada perdagangan hari ini, Senin (9/8). Nilai transaksi saham Bukalapak pada hari ini mampu menembus angka Rp 4,46 triliun, tertinggi di antara emiten lainnya.
Tidak hanya itu, Total volume saham yang ditransaksikan hari ini bahkan mencapai 3,58 miliar, dan mencetak volume terbanyak hari ini. Frekuensi perdagangan atas saham unicorn pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini juga menjadi yang terbanyak, yaitu 250.904 kali.
Efek dari aktivitas pada saham Bukalapak ini berpengaruh pada total volume perdagangan di pasar saham hari ini yang menjadi 32,05 miliar unit saham. Nilai ini lebih tinggi dari rata-rata volume transaksi harian sejak awal tahun ini sebanyak 18,89 miliar unit saham.
Nilai transaksi harian di bursa menjadi Rp 20,36 triliun, padahal rata-rata nilai transaksi harian hanya Rp 13,18 triliun sejak awal tahun. Lalu, total frekuensi perdagangan saham hari mencapai 2,15 juta kali, lebih besar dari rata-rata frekuensi harian 1,24 juta kali.
Aktivitas tinggi pada saham Bukalapak hari ini dimulai sejak sahamnya keluar dari batasan auto rejection atas (ARA). Pasalnya, pada awal perdagangan hari ini, saham Bukalapak meroket hingga 25% menjadi Rp 1.325 per saham.
Memasuki sesi kedua perdagangan hari ini, harga saham Bukalapak mulai turun dan ujungnya ditutup di harga Rp 1.110 per saham. Meski begitu, harga tersebut memang menguat 4,72% dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya.
Bursa Efek Indonesia menerapkan batasan agar harga saham tidak naik atau turun terlampau signifikan dengan menolak secara otomatis permintaan suatu harga atau yang biasa disebut auto rejection. Persentase kenaikan maksimal atau minimal, tergantung dari fraksi harganya.
Untuk Bukalapak, karena berada di fraksi harga Rp 200 sampai Rp 5.000, bisa naik atau turun maksimal 25% dalam sehari. Namun, di situasi pandemi Covid-19, Bursa menerapkan batasan auto rejection asimetris, dimana maksimal saham hanya bisa turun 7% di seluruh fraksi harga.
"Bursa melakukan auto reject terhadap pesanan investor yang kalau match akan berpotensi melampaui batasan auto rejection," kata Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Kristian S. Manullang kepada awak media, Senin (9/8).
Terkait saham Bukalapak, hari ini harganya sempat naik hingga 25% yang merupakan batasan auto rejection atas (ARA). Meski begitu, di sesi kedua, penguatannya mulai terbatas.
Kristian menjelaskan, hal itu bisa terjadi karena Bursa bukan melakukan suspensi terhadap saham yang naik signifikan dalam sehari. Terbatasnya penguatan saham Bukalapak disebabkan adanya investor pemilik saham Bukalapak yang menjual saham Bukalapak di harga yang lebih rendah dari harga Rp 1.325 per saham.
Tingginya aktivitas transaksi saham Bukalapak, sejalan dengan harapan daro Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku regulator pasar modal. Masuknya perusahaan berstatus unicorn ke pasar modal, bisa menarik minat investor untuk aktif di pasar modal Indonesia.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen dalam webinar, Kamis (5/8) mengatakan, masuknya unicorn atau decacorn ke Bursa, diharapkan dapat mendongkrak kapitalisasi pasar alias market capitalization emiten di BEI.
Selain itu, diharapkan juga memberikan daya tarik tersendiri bagi investor, termasuk investor asing. "Masuknya perusahaan startup tersebut, juga diprediksi bakal lebih menggairahkan perdagangan saham di Bursa dalam negeri," kata Hoesen dalam webinar, Kamis (5/8).
Dalam rangka mengantisipasi masuknya perusahaan unicorn dan decacorn, saat ini OJK bekerja sama dengan BEI sedang menyiapkan regulasi yang sesuai dengan karakteristik perusahaan-perusahaan tersebut.
"Khususnya bagi unicorn dan decacorn yang menyiapkan inovasi produk yang dapat menyediakan lapangan kerja dan memberikan kemanfaatan sosial yang luas bagi masyarakat dan memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi," katanya.