IHSG Diprediksi Menguat dalam Rentang Terbatas Hari Ini

ANTARA FOTO/ Reno Esnir/foc.
Karyawan melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (8/1/2021).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
7/10/2021, 06.49 WIB

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan kembali bergerak ke zona hijau dan melanjutkan fase tren kenaikan seperti yang terjadi sejak awal pekan ini. Meski demikian, rentang penguatan mulai terbatas.

Sebelumnya, indeks saham ditutup naik signifikan 2,06% menyentuh level 6.417 pada perdagangan Rabu (6/10).

Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, IHSG hari ini masih punya potensi melanjutkan fase tren kenaikan dan berpeluang menguji kembali level resistance di level 6.505.

"Namun akan ada koreksi minor yang mungkin terjadi hari ini menuju support terdekat di level 6.360," katanya.

Berdasarkan analisisnya, level support IHSG hari ini berada di level 6.360, 6.277, dan 6.203. Sementara itu, level resistance indeks ada di 6.505, 6.617. dan 6.686. Menurutnya, indeks saham akan tetap berada dalam tren kenaikan.

Support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Ketika menyentuh support, harga biasanya akan kembali ke atas karena peningkatan pembelian. Namun, jika tembus, harga akan terus turun untuk menemukan titik support baru.

Sebaliknya, resistance adalah tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual cukup besar sehingga laju kenaikan terhambat.

Sejumlah rekomendasi saham yang dapat menjadi pertimbangan investor, antara lain Adaro Energy (ADRO), Bank Central Asia (BBCA), Bank Negara Indonesia (BBNI), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), dan Vale Indonesia (INCO).

Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan mengatakan IHSG hari ini punya potensi bergerak menguat, namun dalam jangka pendek rentang penguatan mulai terbatas. Area resistance di level 6.522 dan 6.469. Sementara, area support di level 6.335 dan 6.254.

"Harga komoditas akan kembali mendorong pergerakan saham-saham sektor energi. Di sisi lain, investor perlu mencermati rilis data ekonomi," kata Dennies.

Harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup di harga US$ 280 per ton atau hingga 12,45% dibandingkan hari sebelumnya. Kenaikan ini menjadi yang tertinggi setidaknya sejak 2008. Sebelum tren penguatan ini, harga tertinggi baru bara pada 10 Januari 2011 di harga US$ 137 per ton.

Dennies merekomendasikan saham Wijaya Karya (WIKA), Perusahaan Gas Negara (PGAS), dan Adaro Energy (ADRO) untuk tahan (hold) jika sudah beli sebelumnya. Pasalnya, indikator teknikal dan sentimen sama-sama netral.

CEO Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, hari ini IHSG berpotensi bergerak pada zona hijau. Berdasarkan analisisnya secara teknikal, diperkirakan IHSG bergerak di rentang level 6.272 dan 6.423.

Ia mengatakan, hari ini pelaku pasar menanti rilis data perekonomian tentang cadangan devisa yang disinyalir masih akan berada dalam kondisi stabil. "Ini akan turut memberikan sentimen positif terhadap pola gerak IHSG," kata William.

Saat ini IHSG masih berpotensi untuk melanjutkan kenaikan jangka pendeknya, hal ini juga ditopang oleh mulai kembalinya capital inflow yang melaju signifikan masuk ke pasar modal. Pada perdagangan kemarin, investor asing tercatat melakukan beli dengan nilai bersih Rp 4,82 triliun di seluruh pasar.

Sejumlah saham yang direkomendasikan William untuk dipantau seperti Bank Negara Indonesia (BBNI), Bank Central Asia (BBCA), Astra International (ASII), Unilever Indonesia (UNVR), Telkom Indonesia (TLKM), dan Jasa Marga (JSMR).

Reporter: Ihya Ulum Aldin