IHSG Berpotensi Lanjutkan Tren Pelemahan Awal Pekan Ini 

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.
Pekerja memfoto layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (31/3/2021).
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Lavinda
15/11/2021, 07.06 WIB

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak melemah pada hari ini, Senin (15/11/2021). Namun demikian, masih ada potensi penguatan jika IHSG berhasil berada di atas titik support. 

Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, prediksi pelemahan IHSG datang dari capaian penutupan per Jumat (12/11/2021) atau turun 0,6% ke level 6.651. Realisasi tersebut menembus titik support pada hari itu di titik 6.668 dan diperkirakan tren pelemahan akan berlanjut. 

"[IHSG] diperkirakan mash akan melanjutkan koreksi menuju support berikutnya di 6.624. IHSG akan membuka peluang rebound apabila tetap bertahan di atas level support tersebut," kata Ivan dalam risetnya, Senin (15/11/2021). 

Titik support pada hari ini ada di level 6.624, 6.597, dan 6.569. Sementara itu, level resistance akan berada di titik 6.687, 6.714, dan 6.743. 

Sebagai informasi, support merupakan area  harga saman tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Saat menyentuh support, harga umumnya akan kembali tumbuh karena peningkatan pembelian. Jika harga terus melemah, harga akan terus menurun untuk menemukan titik support baru.

Sebaliknya, resistance adalah tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik  tertinggi. Setelah saham  menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual yang cukup besar hingga laju pertumbuhan harga tertahan. 

Pada hari ini, Ivan merekomendasikan hold atau buy on weakness terhadap dua emiten, yakni PT Semen Indonesia (SMGR) dan PT Sarana menara Nusantara (TOWR). Ivan menilai SMGR akan melanjutkan tren koreksi, sedangkan TOWR akan mendekati titik resistance terdekat. 

Selain itu, Ivan juga menyarankan investor untuk hold atau trading buy pada emiten PT Astra Internasional (ASII). Menurutnya, emiten otomotif tersebut akan tetap dalam tren penguatan selama tidak melemah ke bawah level 5.825. 

Ivan pun menganjurkan investor untuk hold atau accumulative buy terhadap emiten Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) di rentang harga Rp 8.600-Rp 8.750 per saham. Pertimbangannya, ICBP akan melanjutkan wave (v) apabila ditutup di atas posisi 9.150. 

Terakhir, Ivan mengusulkan investor untuk hold atau take profit pada emiten PT Kalbe Farma (KLBF).  Menurutnya, walaupun KLBF ditutup menguat di posisi 1.610 per Jumat (12/11/2021), perseroan harus menembus level 1.650 agar dapat mencapai target 1.680. 

Senada, Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper meramalkan IHSG akan melanjutkan tren pelemahan. Pasalnya, teknikal candlestick membentuk long black body dengan volume yang cukup tinggi dan stochastic yang membentuk deadcross. 

"Investor akan terus mencermati inflasi Amerika Serikat dan rencana tapering. Dari dalam negeri, investor akan mencermati rilis data neraca perdagangan," kata Dennies. 

Seperti diketahui, IHSG sempat menyentuh rekor tertinggi baru di level 6.704,5 per Kamis (11/11/2021) sebelum akhirnya ditutup melemah 0,04% secara harian di posisi 6.680,59. Alhasil, IHSG belum dapat ditutup menembus level penutupan tertinggi IHSG di titik 6.689 per 19 Februari 2018. 

Dennies menilai pelemahan tersebut didorong oleh kekhawatiran isu inflasi Amerika Serikat. Selain itu, isu antisipasi tapering oleh bank sentral Amerika Serikat juga mendorong penurunan IHSG itu. 

Dennies merekomendasikan investor untuk memperhatikan pergerakan tiga emiten, yakni PT Wijaya Karya (WIKA), PT Hanjaya Mandala Sampoerna (HMSP), dan PT Bumi Serpong Damai (BSDE). Ketiganya dipilih lantaran masih bertahan di atas level support masing-masing emiten. 

Reporter: Andi M. Arief