IHSG Cetak Rekor Baru, Investor Waspadai Taper Tantrum

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.
Petugas kebersihan melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (17/5/2021).
19/11/2021, 18.37 WIB

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 1,26%, menembus rekor baru di titik 6.720 hari ini, Jumat (19/11). Ini memecahkan rekor sebelumnya di level 6.689 per 19 Februari 2018.

Berdasarkan data RTI Infokom, IHSG sempat menyentuh titik tertingginya pada perdagangan sesi pertama di level 6.720. Total saham yang diperdagangkan mencapai 31,5 miliar saham senilai Rp 14,6 triliun. Frekuensi perdagangan mencapai 1,3 juta kali.

Sebanyak 301 emiten membukukan pertumbuhan harga saham, sedangkan 203 emiten berakhir di zona merah. Sementara itu, 167 emiten bergerak stagnan.

"Secara teknikal, penguatan IHSG hari ini diperkirakan masih akan berlanjut awal pekan depan menuju resistance terdekat di 6.749," kata Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova kepada Katadata, Jumat (19/11).

Menurutnya, kinerja per Kamis (18/11) yang ditutup di titik 6.636 adalah salah satu alasan menguatnya IHSG hari ini. Pasalnya, IHSG berhasil bertahan di atas titik support yang berada di level 6.635.

Sebagai informasi, support merupakan area  harga saman tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Saat menyentuh support, harga umumnya akan kembali tumbuh karena peningkatan pembelian. Jika harga terus melemah, harga akan terus menurun untuk menemukan titik support baru.

Sebaliknya, resistance adalah tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik  tertinggi. Setelah saham  menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual yang cukup besar hingga laju pertumbuhan harga tertahan. 

Kendati demikian, investor diramalkan masih akan wait and see mengingat potensi percepatan pengurangan pembelian surat utang atau taper tantrum oleh Amerika Serikat dapat terjadi lebih cepat. Alhasil, dana asing yang telah masuk ke dalam negeri berpotensi kembali keluar.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Dermus mengatakan bank sentral Amerika Serikat dapat lebih cepat menaikkan suku bunganya. Dengan demikian, Bank Indonesia berpotensi menaikkan suku bunga acuan setelah 9 kali berturut-turut ditetapkan stagnan.

Investor asing melakukan jual bersih senilai Rp 142 miliar yang didorong oleh penjualan bersih pada pasar negosiasi dan tunai sebesar Rp 616 miliar. Sementara itu, dana asing masuk dengan pembelian bersih senilai Rp 473 miliar.

Secara year-to-date, dana masuk melalui pembelian bersih telah mencapai Rp 29 triliun. Adapun, total penjualan bersih di pasar negosiasi dan tunai senilai Rp 13 triliun.

Di sisi lain, Nico menilai penguatan IHSG pada hari ini disebabkan oleh pemulihan ekonomi nasional, walau dengan kecepatan lambat. Selain itu, IHSG telah bergerak melemah sekitar 3 hari terakhir yang membuat ekspektasi pertumbuhan cukup tinggi.

"Ada harapan bahwa ekonomi kita ditutup manis pada kuartal IV-2021. Menjadi alasan bahwa ini momen yang bagus untuk masuk ketika pasar koreksi," kata Nico. 

Reporter: Andi M. Arief