Efek Pernyataan Jokowi Soal UU Ciptaker Masih Terasa, IHSG Sesi I Naik

ANTARA FOTO/Galih Pradipta/wsj.
Karyawan memotret layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (19/11/2021).
Penulis: Andi M. Arief
30/11/2021, 12.25 WIB

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,41 % ke level 6.635,53 pada perdagangan sesi pertama, Selasa (30/11). Penguatan itu masih dibayangi sentimen positif penjelasan Presiden Joko Widodo soal Undang-Undang Cipta Kerja.

Jokowi mengatakan, UU Cipta Kerja dan seluruh aturan turunannya masih berlaku. Seperti diketahui, Mahkamah Konstitusi memerintahkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 atau UU Cipta Kerja diperbaiki dalam waktu dua tahun. Bila tidak, aturan  tersebut akan inkosntitusional permanen.

Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, kepastian dari Jokowi memberikan pelaku pasar kepastian dan keyakinan akan investasi di masa yang akan datang. "Booster inilah yang mendorong IHSG menguat tatkala regional Asia melemah," kata Nico dalam riset tertulisnya pagi ini.

Nico menilai, bahkan sentimen negatif penyebaran Covid-19 varian baru Omicron bisa kalah dengan sentimen positif dari UU Cipta Kerja. "Ini menjadi sesuatu yang baik, karena IHSG tidak lagi hanya bersandar terhadap sentimen dari luar negeri," ujarnya.

Sepanjang sesi pertama ini, jumlah saham yang diperdagangkan mencapai 14,07 miliar saham senilai Rp 6,94 triliun. Frekuensi perdagangan mencapai 817.393 kali.

Sebanyak 300 langsung bergerak di zona hijau, sedangkan 200 emiten mencatatkan perubahan harga saham yang negatif. Adapun, 150 emiten belum mencatatkan perubahan harga.

Di sisi lain, dana asing tercatat keluar bersih hingga Rp 361,68 miliar. Secara rinci, investor asing melakukan penjualan bersih senilai Rp 317,62 miliar di pasar reguler dan Rp 44,06 miliar di pasar negosiasi dan tunai.

Saham yang dilepas asing dengan nilai jual bersih paling besar adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) senilai Rp 44,4 miliar di pasar reguler. Lalu, saham PT Astra International Tbk (ASII) yang dijual Rp 44,1 miliar.

Berdasarkan data Stockbit, emiten dengan pertumbuhan terbesar dialami oleh PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) sebesar 30,21 % menjadi Rp 250 per saham. Sementara itu, emiten dengan penyusutan terbesar dialami PT Idea Indonesia Akademi Tbk (IDEA) sebesar 9,35 % ke posisi 126 per saham.

Dari sebelas indeks sektoral, ada tiga sektor yang mencatatkan penyusutan, yakni industri (-0,62%), kesehatan (-0,92%), dan teknologi (-1,94%). Di samping itu, ada dua sektor yang tumbuh di atas 1%, yakni transportasi (3,68%) dan energi (1,88%).

Analis Samuel Sekuritas William Mamudi mengatakan IHSG akan bergerak menguji level resistance di titik 6.700. Hal itu mengingat IHSG berhasil melakukan perbaikan dari level support 6.500 per Senin (29/11).

William merekomendasikan aksi trading buy pada tiga emiten, yakni PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI). Sementara itu, investor disarankan untuk trading sell pada emiten PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF).

Reporter: Andi M. Arief