Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diramal akan bergerak di zona hijau mengawali pekan ini. Perbaikan data ekonomi di dalam negeri dinilai jadi pendorong utama sentimen positif indeks pada Senin (20/12).
CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas WIlliam Surya Wijaya memprediksi IHSG akan bergerak di rentang 6.582 sampai 6.676. Adapun, indeks ditutup menguat 0,11% secara harian ke level 6.601 per Jumat (17/12).
William mengatakan perekonomian domestik terus berjalan stabil dan terdapat peningkatan di tengah perlambatan yang terjadi. Hal itu terlihat dari data perekonomian yang telah diterbitkan. "Hari ini IHSG berpotensi menguat," ujar William dalam riset, Senin (20/12).
Sementara itu, sentimen eksternal datang dari sisi arus dana asing yang belum deras secara tahun berjalan. Namun demikian, peluang investasi jangka menengah dan panjang masih terbuka lebar.
"Kondisi perlambatan perekonomian yang masih berlangsung tetap menjadi salah satu tantangan bagi emiten untuk mencapai kinerja optimal. Hal ini tentunya berdampak terhadap pergerakan harga saham emiten tersebut," kata William
Berdasarkan data RTI Infokom, dana asing masuk bersih senilai Rp 29,16 triliun secara tahun berjalan, sedangkan pembelian bersih asing di pasar regular mencapai Rp 37,18 triliun. Adapun, investor asing terlihat melakukan penjualan bersih di pasar negosiasi dan tunai senilai Rp 8,02 triliun.
Beberapa emiten yang diperhatikan William pada hari ini datang dari sektor perbankan dan konsumer, yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), dan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP).
Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan IHSG berpeluang masuk ke skenario penguatan. Pasalnya, indeks telah berhasil ditutup di zona hijau setelah mencapai target support di level 6.562.
IHSG diproyeksikan bergerak di rentang 6.624 sampai 6.639. Sementara itu, titik support secara urut pada hari ini diramal ada di level 6.562, 6.528, dan 6.840, sedangkan level resistance ada di posisi 6.640, 6.668, dan 6.715.
Support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Ketika menyentuh support, harga biasanya akan kembali ke atas karena peningkatan pembelian. Namun jika tembus, harga akan terus turun untuk menemukan titik support baru.
Sebaliknya, resistance adalah tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual cukup besar sehingga laju kenaikan terhambat.
Ivan merekomendasikan aksi hold atau accumulative buy pada emiten BBCA dan PT Timah Tbk (TINS). Kedua emiten itu diramal akan masuk dalam skenario menguat pada hari ini.
Selain itu, investor dianjurkan untuk melakukan aksi hold atau buy on weakness pada emiten BBRI dan ICBP. Keduanya dinilai masih dalam fase koreksi hari ini.
Terakhir, Ivan menyarankan untuk melakukan aksi hold atau trading buy pada emiten PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN). Hari ini, saham BBTN masih berpeluang tumbuh jika tidak bergerak ke bawah level Rp 1.660 per saham dari posisi saat ini Rp 1.725.