IHSG Tergerak January Effect, Ini Sentimen Yang Perlu Diperhatikan

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/rwa.
Petugas membersihkan lantai di depan layar indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (3/1/2022).
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Lavinda
4/1/2022, 09.54 WIB

David berpendapat ancaman January Effect adalah sentimen negatif penyebaran Covid-19 dengan varian Omicron. Menurutnya, beberapa negara maju telah melakukan lockdown akibat masuknya varian anyar itu. 

Selain itu, David menilai pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2021 tidak mencapai ekspektasi. 

Seperti diketahui, Bank Indonesia meramalkan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,5%-6% pada kuartal IV 2021. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 4% untuk keseluruhan tahun.

"Tapi overall (secara keseluruhan), kita nikmati saja selama investor masih cukup optimistis," ujar David. 

David mengatakan penyebaran Omicron akan menjadi faktor utama yang dapat mempengaruhi January Effect 2022. Pasalnya, penyebaran varian Delta pada medio 2021 telah cukup memukul IHSG. 

Sentimen selanjutnya adalah dinamika kebijakan fiskal dan moneter pada 2022. Pasalnya, banyak pajak maupun cukai baru yang diterapkan pada tahun ini, seperti cukai plastik dan pajak karbon. 

David menilai 2022 akan menjadi tahun penentuan bagi pemerintah terkait penanganan Covid-19. Pada awal pandemi, Presiden Joko Widodo menyatakan fleksibilitas anggaran negara hanya dapat dijaga hingga 2022. 

"Jadi, ini penentuan apakah ekonomi bisa balik lagi atau tidak," ucapnya.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief