IHSG Siap ke Level 7.000 Bulan Ini, Saham Tambang dan Bank Bakal Cuan

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/hp.
Pekerja berswafoto dengan latar belakang pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/5/2020). Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pergerakan IHSG pada Senin (11/5/2020) berakhir di level 4.639,1 dengan penguatan sekitar 0,91 persen atau 41,67 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Penulis: Syahrizal Sidik
11/3/2022, 15.38 WIB

Bursa saham domestik pada bulan Maret ini berpotensi menguji level batas atas baru di level 7.000 di tengah gejolak ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, M Nafan Aji Gusta menilai, invasi militer Rusia terhadap Ukraina telah memasuki pekan kedua sejak Rusia meluncurkan serangan pada 24 Februari lalu. Invasi ini menyebabkan terjadinya lonjakan harga komoditas dunia secara signifikan mengingat Rusia adalah produsen komoditas-komoditas utama seperti minyak, gas alam, nikel, gandum, dan minyak biji bunga matahari yang mencatatkan kenaikan tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir. 

Kondisi ini membuat para pelaku pasar mengkhawatirkan terjadinya potensi stagflasi yang berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi global. Bahkan negara-negara perekonomian maju seperti Amerika Serikat, Inggris, dan zona Eropa, telah mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi sejak kuartal III 2021 lalu.

"Indonesia justru akan mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga batu bara, nikel, dan CPO, mengingat terdapat potensi peningkatan capital inflow. Di sisi lain, kebijakan pengetatan dari Federal Reserve (The Fed) yang tidak terlalu agresif mulai bulan ini tidak akan terlalu berdampak pada terjadinya capital outflow. Hal ini karena kinerja fundamental makroekonomi Indonesia yang cenderung solid,” ungkap Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Kamis (11/3) dalam acara diskusi virtual.

Data makroekonomi Indonesia menunjukkan, tingkat inflasi di tanah air masih terkendali, surplusnya kinerja neraca perdagangan, neraca pembayaran, maupun transaksi berjalan, serta proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada akhir tahun ini secara umum masih cenderung membentuk pola V-shape. Pertumbuhan PDB Indonesia pada kuartal I 2022 diproyeksikan berada pada 4,87%, sementara untuk outlook pertumbuhan ekonomi 2022 diproyeksikan berada pada 5%. Sedangkan inflasi tahunan Indonesia tercatat 2,06% (yoy).

Selama bulan Februari, IHSG terus memecahkan rekor tertinggi terbaru. Walaupun angka Covid-19 sempat mencapai puncak pada pertengahan Februari, namun tidak menghalangi investor asing untuk terus memburu saham-saham di bursa Indonesia, terutama saham perbankan. Net buy asing di bulan Februari tercatat sebesar Rp 16,1 triliun, dan IHSG tercatat menguat 3,9% secara bulanan (month to month/MtM).

Sementara itu, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan, penguatan IHSG sepanjang Maret ini akan ditopang lonjakan harga komoditas sebagai imbas sanksi yang diterima Rusia dan musim laporan keuangan tahun 2021 yang akan mencapai puncaknya pada bulan ini.

“Untuk bulan Maret, kami mempertahankan rekomendasi kami di 2 sektor, yaitu perbankan dan pertambangan batu bara. Kami juga menambahkan 2 sektor lain, yaitu pertambangan logam dan perkebunan," ungkapnya.

Martha merinci, untuk sektor keuangan, saham-saham yang direkomendasikan antara lain, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) hingga PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

"Saham-saham di sektor keuangan akan menjadi penopang IHSG. Sentimen positifnya dari sisi pertumbuhan kredit dan laba bersih," kata Martha.

Selanjutnya, Mirae juga merekomendasikan saham-saham di sektor energi seiring dengan melonjaknya harga komoditas seperti batu bara, CPO dan nikel akan terus bertahan. Saham saham yang direkomendasikan antara lain PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO).

Sementara itu, di sektor perkebunan, Mirae merekomendasikan saham-saham seperti PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP).

"Penguatan harga komoditas terutama batu bara, nikel dan CPO membuat sahamnya menarik untuk dicermati, karena menjanjikan kinerja yang bagus di kuartal pertama tahun ini," bebernya.

Di tahun 2021, IHSG berhasil menguat 10% year-on-year (yoy) dan ditutup di level 6581. Berdasarkan Research Report Mirae Asset Sekuritas Indonesia yang dipublikasikan pada Desember 2021, target IHSG di akhir tahun 2022 di level 7600, yang artinya ada potensi penaikan 15,5% secara tahunan.

Target tersebut berdasarkan asumsi pertumbuhan laba bersih sebesar 18% yoy untuk tahun 2022 dan 10% yoy untuk tahun 2023.