PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) memastikan pemegang saham lama atau eksisting tidak akan menjual sahamnya selama delapan bulan hingga dua tahun mendatang sejak tanggal efektif melalui mekanisme lock-up.
Lock-up adalah masa ketika investor tidak diizinkan untuk menjual saham dari investasi tertentu. Dalam periode lock up saham, manajemen dan pemegang saham besar dari perusahaan publik dilarang menjual saham mereka segera setelah penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO). Hal ini juga untuk melindungi investor ritel ketika suatu harga saham perusahaan tersebut mengalami penurunan.
GoTo berencana melepas sebanyak-banyaknya 52 miliar lembar saham baru dengan nilai nominal Rp 1 per saham atau setara 4,35% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan rentang harga penawaran umum perdana saham di kisaran Rp 316 hingga Rp 346 per lembar saham.
Bersamaan dengan pencatatan saham baru sebanyak-banyaknya 52 miliar Saham Seri A, GoTo juga akan mencatatkan seluruh saham atas nama pemegang saham sebelum IPO sebanyak 1,09 triliun Saham Seri A dan 50,57 miliar Saham Seri B.
Mengutip prospektus yang diterbitkan manajemen GoTo, berdasarkan Pasal 6 POJK Nomor 22 Tahun 2021, setiap pemegang Saham Seri A sebelum IPO, dilarang untuk mengalihkan sebagian atau seluruh kepemilikan atas Saham Seri A yang dimilikinya, sampai dengan delapan bulan sejak tanggal efektif, jika nilai buku per saham di bawah harga penawaran.
Selain itu, setiap Pemegang Saham Seri B juga dilarang untuk mengalihkan sebagian atau seluruh kepemilikan atas Saham Seri B yang dimilikinya selama dua tahun sejak tanggal efektif.
Adapun, pembatasan ini akan berlaku bagi pemegang saham yakni, Andre Soelistyo sebesar 6,73 miliar Saham Seri B, Kevin Bryan Aluwi sebesar 3,27 miliar Saham Seri B, William Tanuwijaya sebesar 12,58 miliar Saham Seri B, Melissa Siska Juminto sebesar 1,08 miliar Saham Seri B, dan PT Saham Anak Bangsa sebesar 26,88 miliar Saham Seri B.
Bersamaan dengan IPO ini, salah satu pemegang saham perseroan, yaitu Salam Satu Aspal Limited (SSA), melakukan penawaran umum melalui pemberian sebanyak-banyaknya 919,54 juta Saham Seri A secara cuma -cuma dengan nilai nominal sebesar Rp 1 per saham, yang mewakili sebesar-besarnya 0,08% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO, dan ditawarkan khusus kepada sekitar 600.000 mitra pengemudi di Indonesia yang memenuhi kriteria tertentu yang ditetapkan oleh perusahaan.
Pemberian saham ini akan dilakukan setelah perusahaan mendapatkan pernyataan efektif dan berakhirnya periode lock-up sebagaimana diatur di dalam Pasal 6 POJK No. 22/2021. Pemberian saham ini akan dilaksanakan dalam beberapa tahapan dan diperkirakan akan selesai pada kuartal keempat tahun 2023.
Pemegang saham emiten lainnya, yakni GPF juga akan melakukan penawaran umum melalui pemberian opsi saham secara cuma-cuma khusus hanya kepada karyawan, konsultan, mantan karyawan, anggota direksi dan anggota dewan komisaris perusahaan yang berhak.
GPF akan menawarkan sebanyak 106,90 miliar saham seri A dengan nilai nominal sebesar Rp 1 per saham, yang mewakili sebesar-besarnya 8,94% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Pemberian opsi saham ini merupakan bagian dari Program Opsi Saham Karyawan dan Konsultan (Shares Option Program) yang hanya dapat dilaksanakan setelah berakhirnya periode lock-up.
Selain itu, perseroan bersama penjamin emisi efek juga berencana untuk menerapkan stabilisasi harga dengan menerapkan opsi penjatahan lebih sampai dengan 7,8 miliar saham Seri A dari saham treasuri emiten pada harga penawaran. Opsi penjatahan lebih tersebut yang bukan merupakan bagian dari penyesuaian kelebihan pemesanan saham penjatahan terpusat.
"Dana yang diperoleh dari dari penjualan saham tambahan tersebut selanjutnya akan digunakan untuk melakukan stabilisasi harga melalui pembelian saham di pasar sekunder," tulis manajemen GoTo.
Sejatinya, rencana IPO GoTo sudah bergulir sejak tahun lalu, namun baru per hari ini perusahaan secara resmi mempublikasikan prospektus rencana penawaran umum perdana saham.
Gojek dan Tokopedia resmi menggabungkan kedua perusahaan pada pertengahan Mei tahun lalu. Ekosistem GoTo saat ini mencakup 2% dari total Produk Domestik Bruto Indonesia. Merger ini menjadi sebagai langkah GoTo untuk melakukan penawaran umum perdana saham.
Beberapa investor kakap berada di balik merger tersebut antara lain, Alibaba Group, Astra International, BlackRock, Capital Group, DST, Facebook, Google, JD.com, KKR, Northstar, Pacific Century Group, PayPal, Provident, Sequoia Capital India, SoftBank Vision Fund 1, Telkomsel, Temasek, Tencent, Visa dan Warburg Pincus.