IPO GoTo Lepas 52 Miliar Saham, Perusahaan Masih Rugi Rp 16 Triliun

Desy Setyowati
15 Maret 2022, 10:00
goto, gojek, tokopedia, ipo goto, ipo gojek, ipo tokopedia
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.
Sejumlah mitra layanan ojek daring Gojek menunjukkan logo merger perusahaan Gojek dan Tokopedia yang beredar di media sosial di shelter penumpang Stasiun Kereta Api Sudirman, Jakarta, Jumat (28/5/2021).

GoTo bersiap menawarkan saham perdana ke publik alias Initial Public Offering (IPO). Induk Gojek dan Tokopedia tercatat masih merugi Rp 16,7 triliun pada 2020 atau rugi sebesar Rp 8,14 triliun hingga semester I tahun 2021.

"Rugi tahun berjalan Rp 16,7 triliun pada 2020. Sedangkan jumlah rugi komprehensif tahun berjalan Rp 16,6 triliun," demikian isi prospektus awal IPO GoTo, dikutip Selasa (15/3).

Berdasarkan laporan IndoPremier tentang GoTo, pendapatan induk Gojek dan Tokopedia Rp 3,3 triliun pada 2020. Laba kotornya Rp 889 miliar.

Sedangkan laba perusahaan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA negatif Rp 8,9 triliun. Ini membaik dibandingkan 2019 yang terkontraksi Rp 20,1 triliun.

Nilai transaksi bruto atau gross transaction value (GTV) GoTo juga melonjak dari Rp 169,8 triliun pada 2019 menjadi Rp 172,5 triliun pada 2020.

Sedangkan kerugian GoTo tahun lalu diperkirakan Rp 22,8 triliun. Rugi induk Gojek dan Tokopedia diprediksi membengkak lagi tahun ini menjadi Rp 31,6 triliun.

GoTo pun bersiap untuk melantai di bursa saham. Dalam prospektus IPO GoTo yang dirilis, mereka akan menerbitkan 52 miliar lembar saham baru atau 4,35% dari modal yang ditempatkan dan disetor. 

Perusahaan patungan Gojek dan Tokopedia itu menargetkan Rp 17,9 triliun dari IPO tersebut. GoTo menawarkan saham Rp 316 sampai Rp 346 per lembar kepada masyarakat.

Mereka menunjuk PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Dalam prospektus tersebut, GoTo telah menetapkan jadwal sementara IPO. Perkiraan masa penawaran awal berada pada 15 sampai 21 Maret. Sedangkan perkiraan tanggal efektif yakni 25 Maret.

Perkiraan masa penawaran umum berada pada 29 sampai 31 Maret. Mereka menargetkan penjatahan saham pada 31 Maret.

Setelah itu, perkiraan tanggal distribusi saham secara elektronik akan jatuh pada 1 April. Terakhir, prediksi tanggal pencatatan saham targetnya pada 4 April.

Sebelumnya Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan, terdapat 23 perusahaan yang akan IPO tahun ini.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...