Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis ini menorehkan rekor psikologis baru. Untuk pertama kalinya, IHSG mencapai level psikologis baru di level 7.000.
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan, pagi ini, IHSG dibuka di level 7.016,53 dan sempat menyentuh level tertinggi di level 7.032. Hal ini menjadikan level IHSG tertinggi dalam sejarah pasar modal.
Sampai dengan pukul 10.48 WIB, nilai transaksi harian di pasar modal domestik mencapai Rp 6,94 triliun dengan frekuensi lebih dari 669 ribu kali dengan 10,49 miliar saham yang diperdagangkan. Adapun, nilai kapitalisasi pasar IHSG mencapai Rp 8.798,57 triliun.
Pada perdagangan hari ini, terpantau sebanyak 280 saham bergerak menguat, 220 saham melaju di zona merah dan 165 saham bergerak stagnan. Pelaku pasar asing mengakumulasi pembelian bersih di seluruh pasar senilai Rp 471,88 miliar.
Kenaikan IHSG sejalan dengan menghijaunya bursa saham di kawasan Asia. Indeks Nikkei terpantau menguat 3,03%, Indeks Hang Seng, Hong Kong juga menguat 5,36% disusul penguatan indeks Shang Hai Composite sebesar 2,59% dan indeks Straits Times, Singapura yang naik 0,92%.
Analis NH Korindo Sekuritas, Dimas Wahyu mengungkapkan, kenaikan IHSG tidak terlepas dari katalis positif bursa saham Wall Street, Amerika Serikat pada Rabu kemarin yang mencetak reli setelah The Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps), atau sesuai dengan ekspektasi pasar.
Hal ini turut membuat indeks S&P 500 ditutup naik lebih dari 2%, dengan Nasdaq mencetak reli hampir 4% kemarin. Kebijakan the Fed ini dilakukan di tengah kekhawatiran kenaikan inflasi dan risiko yang disebabkan serangan Rusia ke Ukraina.
"Pelaku pasar mencermati kenaikan suku bunga the Fed memberikan kepastian, di tengah kekhawatiran kenaikan inflasi Amerika Serikat," kata Dimas, Kamis (17/3).
Sementara itu, Samuel Sekuritas juga menilai, penguatan IHSG hari ini turut didorong oleh katalis positif menguatnya sejumlah harga komoditas.
Harga minyak mentah dunia misalnya, kemarin bergerak naik 0.3% ke level USD 95.8 per barel, harga emas juga naik 0,4% menjadi USD 1,925/toz, harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) juga naik sebesar 3,4% ke level RM 6.335/ton.