Perusahaan teknologi, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk atau GOTO akan mencatatkan saham perdana atau initial public offering (IPO )di Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Kamis, 7 April 2022. GOTO telah merampungkan proses penawaran awal (book building) penjualan saham perdana ke publik pada pekan lalu.
Berdasarkan penawaran yang masuk dari investor, decacorn Indonesia ini dikabarkan menetapkan harga IPO di level atas kisaran harga penawaran awal Rp 316 - Rp 346 per saham, yaitu Rp 338 per saham.
Berdasarkan prospektus yang dipublikasikan sebelumnya, GoTo menawarkan 48 miliar saham Seri A baru atau mewakili 4,35% dari total modal perusahaan. Jumlahnya bisa meningkat hingga maksimal 52 miliar saham jika ditambah dengan program greenshoe dan Saham Gotong Royong.
Jika mengacu kepada jumlah 48 miliar saham IPO dan harga perdana mendekati Rp 340 per saham, maka GoTo berpeluang meraup dana maksimal hingga Rp 16,32 triliun. "Ini sudah melebihi target dana IPO perusahaan sekitar Rp 15 triliunan," kata sumber tersebut.
Setelah GOTO ada tiga perusahaan lain yang akan mencatatkan saham perdana, berikut profilnya:
1. PT Winner Nusantara Jaya Tbk (WINR)
PT Winner Nusantara Jaya Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang properti di Batam. Calon emiten dengan kode perusahaan WINR ini akan menawarkan sebanyak-banyaknya 1,5 miliar saham atau setara dengan 28,65% dari modal yang ditempatkan dan disetor setelah penawaran umum perdana saham.
Berdasarkan prospektus yang dirilis perseroan, harga penawaran awal berkisar Rp 100-140 per saham. Dengan harga tersebut, perseroan menargetkan akan memperoleh dana segar sebesar Rp 210 miliar.
Bersamaan dengan IPO ini, Winner Nusantara juga akan menerbitkan Waran Seri I sebanyak-banyaknya 1,3 miliar lembar atau setara dengan 34,80% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran disampaikan, dengan harga pelaksanaan Rp 250. Sehingga dana yang dihimpun dari penerbitan Waran Seri I ditargetkan mencapai Rp 325 miliar.
Waran Seri I akan diberikan secara cuma-cuma, dengan ketentuan setiap pemegang 15 saham baru perusahaan berhak memperoleh 13 waran dengan setiap satu waran memberikan hak kepada pemegang untuk membeli satu saham baru perseroan yang dikeluarkan dari portepel. Waran seri I yang diterbitkan mempunyai jangka waktu pelaksanaan selama tiga tahun yang dimulai pada enam bulan terhitung sejak waran seri I diterbitkan.
Dari dana hasil IPO, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, sebesar Rp 100 miliar akan digunakan perseroan untuk membeli tanah dalam jangka waktu selambat-lambatnya pada akhir kuartal III 2022, dengan rincian, sekitar Rp 70 miliar digunakan untuk pembelian potensial di Kota Madya Batam dan sekitarnya dengan total seluas 10 hektare, di mana lahan tersebut akan dikembangkan dengan konsep mixed used.
Kemudian, sekitar Rp 30 miliar akan digunakan perseroan untuk pembelian tanah potensial di kabupaten Bogor dan sekitarnya dengan total seluas 7.000 meter persegi, di mana lahan tersebut akan dikembangkan dengan konsep hunian atau perumahan.
Selain itu, sisa dana yang diperoleh, sekitar 32% akan digunakan untuk modal kerja perseroan untuk biaya pematangan lahan, biaya pengembangan infrastruktur, dan pengembangan fasilitas seperti club house dan kolam renang, di lahan yang telah dimiliki oleh Perseroan yang berlokasi di Batam.
Adapun, masa penawaran awal berlangsung pada 28 Maret - 4 April 2022. Kemudiann, perkiraan tanggal efektif pada 8 April 2022. Perkiraan masa penawaran umum pada 12 sampai 14 April 2022. Sementara itu, perusahaan diperkirakan akan tercatat di di BEI dengan kode WINR pada 19 April 2022.
Perusahaan menunjuk PT Artha Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Sementara, penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian.
2. Teladan Prima Agro Tbk (TLDN)
PT Teladan Prima Agro Tbk yang merupakan perusahaan perkebunan sawit ini berencana melepas sebanyak-banyaknya 2,19 miliar saham atau 15% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Perseroan menawarkan harga saham berkisar antara Rp 520 sampai Rp 600 per lembarnya. Emiten yang akan mencatatkan saham dengan kode TLDN ini menargetkan dana segar Rp 1,31 triliun.
Dari dana hasil IPO, sekitar 32% akan digunakan untuk belanja modal perseroan dengan rincian, sebesar 23% akan digunakan untuk belanja modal perseroan yaitu akuisisi perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit.
Kemudian, sekitar 5% akan digunakan untuk belanja modal pada perusahaan anak yaitu pembangunan fasilitas pabrik pengolahan inti sawit (Kernel Crushing Plant/KCP) dan 4% akan digunakan untuk belanja modal pada perusahaan anak yaitu pembangunan biogas plant/pembangkit listrik tenaga biogas.
Sementara, 68% lainnya akan digunakan untuk pembayaran dipercepat sebagian pokok hutang bank pada perseroan dan beberapa perusahaan anak, dengan rincian, sebanyak 46% digunakan perseroan untuk percepatan pembayaran sebagian pokok utang kepada PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan sebanyak Rp 515,43 miliar.
Adapun, masa penawaran umum saham perdana TLDN akan dilaksanakan pada 4—7 April 2022. Kemudian, perseroan ditargetkan akan tercatat di BEI pada 11 April 2022.
3. PT Murni Sadar Tbk (MTMH)
Perusahaan pengelola rumah sakit, PT Murni Sadar (MTMH) siap mencatatkan saham perdananya di pasar modal bulan depan. Dalam masa penawaran awal yang berlangsung 24-30 Maret 2022, pengelola Murni Teguh Hospitals ini menetapkan harga saham pada kisaran Rp 1.180 - Rp 1.480.
Perseroan akan melepas sebanyak-banyaknya 254,02 juta saham atau sekitar 12,28% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Melalui IPO ini, perseroan ditargetkan memperoleh dana segar sebesar Rp 375,95 miliar.
Perseroan akan menggunakan dana hasil IPO untuk ekspansi usaha dan modal kerja sebesar Rp 181 miliar, dengan rincian, sebanyak Rp 20 miliar akan digunakan untuk belanja modal dalam rangka ekspansi usaha, namun tidak terbatas untuk renovasi bangunan serta pembelian peralatan dan perlengkapan medis untuk rumah sakit baru di Bandung dengan nama Rumah Sakit Murni Teguh Bandung.
Kemudian, sebanyak Rp 161 miliar akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja, antara lain namun tidak terbatas untuk pembayaran utang usaha, pembelian persediaan berupa barang-barang yang digunakan dalam proses pemberian layanan kesehatan di rumah sakit seperti obat, alat kesehatan dan bahan konsumsi, dan pembayaran biaya sewa untuk gedung Rumah Sakit Murni Teguh Bandung.
Sisanya akan dipinjamkan ke anak usaha yaitu MSKA sebesar Rp 43,8 miliar untuk melunasi seluruh pokok pinjaman MSKA dari Bank BCA.
Lalu, sekitar Rp 30 miliar untuk belanja modal dalam rangka ekspansi usaha MSKA, termasuk namun tidak terbatas untuk pembangunan lanjutan atas Rumah Sakit Murni Teguh Tuban Bali yang telah memulai kegiatan operasional tahap awal pada tanggal 12 Desember 2021, serta pembangunan rumah sakit baru di Pematang Siantar dengan nama Rumah Sakit Murni Teguh Pematang Siantar.
Penawaran umum saham MTMH direncanakan berlangsung pada 13-18 April 2022. Perseroan menargetkan akan tercatat di papan Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode MTMH pada 22 April 2022.