PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) telah menetapkan harga penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di kisaran Rp 338 per saham dengan melepas sebanyak 46,7 miliar saham atau setara 3,43%.
Melalui penawaran umum tersebut, GoTo berpotensi meraih dana IPO sebanyak-banyaknya Rp 15,8 triliun atau menjadi raihan dana IPO terbesar di Bursa Efek Indonesia setelah PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) senilai Rp 21,9 triliun dan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) Rp 18,79 triliun.
Kendati jumlah saham yang dilepas ke publik tersebut lebih kecil dari prospektus awal yang disampaikan manajemen GoTo sebelumnya, yakni sebanyak 52 miliar saham atau setara 4,35%, nilai emisi GOTO pada tahun ini menjadi yang terbesar ketiga di Asia serta kelima di dunia sepanjang tahun 2022 dengan nilai kapitalisasi pasar diperkirakan akan mencapai Rp400,3 triliun (USD28 miliar).
Masa penawaran umum saham akan berlangsung mulai 1 - 7 April 2022 dan pencatatan di papan utama BEI dengan kode saham GOTO dijadwalkan pada 11 April 2022. Dalam IPO tersebut, GoTo menunjuk PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, and PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk sebagai penjamin pelaksana emisi efek atau joint lead underwriters.
CEO Grup GoTo Andre Soelistyo mengatakan, investor merespons positif IPO GoTo di tengah gejolak ekonomi makro dan pasar global.
"Mampu memasuki pasar dalam kondisi saat ini merupakan bukti potensi jangka panjang bisnis GoTo yang akan menguatkan neraca Perusahaan dan menciptakan nilai tambah bagi para pemegang saham," katanya, dalam keterangan resmi, Kamis (31/3).
Andre menambahkan, sebagai pemimpin pasar di Indonesia, dengan ekosistem yang dapat melayani dua pertiga konsumsi rumah tangga, pihaknya bangga dapat mengibarkan bendera mewakili sektor teknologi Indonesia dan terus mendorong pertumbuhan bisnis perseroan di salah satu kawasan paling menjanjikan di dunia.
Sementara itu, Direktur Utama Indo Premier Sekuritas Moleonoto The, mewakili penjamin pelaksana emisi efek, mengatakan, respons positif para manajer investasi berkualitas yang berbasis di Indonesia dan memiliki horizon investasi jangka panjang menunjukkan fundamental kuat GoTo dan menjadi langkah awal yang baik dalam memulai perjalanan sebagai perusahaan terbuka.
"Kemampuan GoTo untuk mencapai valuasi yang sungguh mencerminkan nilai dan keunggulan perusahaan, terutama dalam kondisi makro dewasa ini, menunjukkan kinerja bisnis dan dampaknya terhadap masyarakat Indonesia," katanya.
Sebelumnya, Direktur Panin Asset Management, Rudiyanto menilai, dengan potensi raihan dana IPO GoTo cukup besar, cukup menantang bila hanya diserap oleh investor ritel saja.
Rudiyanto menambahkan, bila GoTo sudah melantai di BEI, maka nilai kapitalisasi pasarnya akan masuk urutan terbesar keempat setelah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dengan perkiraan nilai kapitalisasi pasar Rp 413 triliun.
Meski demikian, kata Rudi, saham GoTo berpeluang memberikan bobot yang cukup besar di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), sehinga berpotensi menjadi penghuni indeks IDX30 dan LQ45.
"Hal ini akan membuat investor insitusi untuk mempertimbangkan saham ini dalam portofolio investasi terlepas dari berapapun valuasinya," kata Rudiyanto, saat dihubungi Katadata, Senin (21/3).
GoTo berencana menggunakan dana hasil IPO GoTo untuk mengembangkan beberapa unit bisnis perusahaan. Rinciannya, sebesar 30 % akan digunakan untuk keperluan perusahaan, 30 % untuk Tokopedia, sedangkan 25 % akan dialokasikan ke PT Dompet Anak Bangsa yang mengelola bisnis pembayaran, GoPay.
Sisa dana IPO, yakni 15 % akan dibagi rata ke PT Multifinance Anak Bangsa (MAB) sebagai bagian dari GoFinance, Velox Digital Singapore yang merupakan Gojek Singapura, dan juga Go Viet yaitu Gojek Vietnam.