Raksasa Insurtech Cina Zhong An Dikabarkan Beli Saham Bank Aladin

ANTARA FOTO/Galih Pradipta/ama. Covid-19
Ilustrasi pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia.
Penulis: Syahrizal Sidik
6/4/2022, 09.10 WIB

Perusahaan raksasa asuransi digital asal Cina, Zhong An P&C Insurance Co.,Ltd., dikabarkan akan menjadi investor strategis bank syariah, PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK).

Berdasarkan sumber yang dikutip dari D-Insights, Zhong An tertarik berinvestasi di Bank Aladin karena ingin membidik bisnis bank syariah melalui platform digital di Indonesia. Masuknya Zhong An tersebut dikabarkan dalam bentuk penambahan modal dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMTED) atau rights issue.

"Informasi tersebut akan diumumkan besok siang (Rabu)," kata sumber tersebut, Selasa malam (5/4).

Katadata.co.id sudah mengonfirmasi mengenai kabar masuknya investor strategis tersebut kepada Presiden Direktur Bank Aladin Syariah, Dyota Mahottama Marsudi. Namun, hingga berita ini ditulis, Dyota belum memberikan tanggapannya.

Sebelumnya, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Aladin pada 10 Februari lalu telah menyetujui untuk meningkatkan modal dasar perusahaan dari Rp 2,5 triliun menjadi Rp 5 triliun.

Jumlah saham perusahaan juga akan bertambah menjadi 50 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Berdasarkan data BEI, per 28 Februari jumlah saham Bank Aladin sebanyak 13,26 miliar saham. Rinciannya, PT Aladin Global Ventures bertindak sebagai pemegang saham pengendali dengan porsi kepemilikan 60,21% saham dan sisanya dimiliki pemegang saham publik sebesar 39,79%.

Dengan demikian, potensi penambahan saham baru dalam rights issue nanti mencapai 36,73 miliar saham.

Seperti diketahui, perusahaan memang berencana melakukan penambahan modal untuk minimum modal bank yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) minimal Rp 3 triliun pada tahun ini.

Perusahaan dikabarkan telah menyiapkan sejumlah skema untuk menambah pada tahun ini, antara lain melalui rights issue, private placement, hingga penerbitan obligasi subordinasi atau subordinated debt

Bila dilihat sejak awal tahun ini, harga saham Bank Aladin Syariah masih melemah sebesar 0,87% ke level Rp 2.270 per saham. Namun, dalam sepekan terakhir, saham emiten bersandi BANK ini menguat 6,07% dengan nilai kapitalisasi pasar senilai Rp 30,12 triliun.

Sampai dengan 31 Desember 2021, Bank Aladin Syariah tercatat masih mencatatkan kerugian bersih senilai Rp 121,27 miliar dengan arus kas Rp 898,17 miliar.

Total aset perusahaan per akhir 2021 mencapai Rp 2,17 triliun. Nilai itu terdiri dari liabilitas Rp 1,13 triliun dan ekuitas senilai Rp 1,05 triliun.

Selain Bank Aladin Syariah, sebelumnya juga dikabarkan perusahaan fintech Amartha akan mengakuisisi PT Bank Victoria Syariah Tbk (BVIC). Pihak Amartha tidak menampik maupun membenarkan mengenai isu tersebut. PR Manager Amartha Shiva Vinneza mengatakan, saat ini perusahaan hanya berfokus pada percepatan penyaluran modal bagi perempuan pengusaha mikro.

"Kami akan terus mencari peluang dan jalan yang potensial untuk mendukung upaya pengembangan bisnis kami," ujar Shiva kepada Katadata, Jumat (1/4).