Perusahaan yang bergerak di bisnis penyedia jaringan internet milik Grup Sinar Mas, PT Mora Teleamatika Indonesia Tbk, berencana melakukan pencatatan saham perdana di bursa saham domestik pada awal Agustus mendatang.
Mengacu prospektus yang dipublikasikan, Senin (11/7), perusahaan akan melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) sebanyak 2,61 miliar saham baru yang setara 11% dari modal disetor.
Nilai nominal yang ditetapkan dalam IPO ini adalah Rp 100 per saham dengan rentang harga penawaran awal Rp 386 per saham sampai dengan Rp 396 per saham. Sehingga, perusahaan berpotensi meraih dana senilai Rp 1,033 triliun dalam aksi korporasi ini.
Bersamaan dengan IPO, Moratelindo juga akan melaksanakan program alokasi saham kepada karyawan sebanyak 6,52 juta saham.
Rencananya, perusahaan akan menggunakan dari hasil perolehan IPO sekitar 85% untuk kebutuhan investasi termasuk namun tidak terbatas pada ekspansi jaringan, termasuk backbone, lastmile, capacity upgrades, infrastruktur pasif. Lalu, sekitar 15% akan digunakan untuk modal kerja dan kegiatan umum usaha perseroan.
Setelah IPO, pemegang saham Moratelindo antara lain PT Gema Lintas Benua dengan kepemilikan 30,07%, PT Candrakarya Multikreasi sebesar 40,68%. Kemudian, PT Smart Telecom sebesar 18,25% dan pemegang saham publik sebesar 11%, sudah termasuk program ESA.
Dalam IPO ini, perusahaan menunjuk PT BNI Sekuritas dan PT Sucor Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Masa penawaran awal dijadwalkan mulai 12 sampai 18 Juli 2022. Kemudian, masa penawaran umum akan berlangsung pada 29 Juli sampai dengan 2 Agustus 2022. Adapun, pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 4 Agustus mendatang.
Sebagaimana diketahui, Moratelindo merupakan penyedia jaringan telekomunikasi wholesale yang berdiri sejak tahun 2000, di mana memulai bisnisnya sebagai ISP (Internet Service Provider) dan Call Center.
Perseroan melakukan pengembangan usaha pada tahun 2007 sebagai penyedia jasa infrastrukstur telekomunikasi dengan membangun jaringan kabel serat optik di Pulau Jawa sepanjang 7,5 km.
Sejak tahun 2016, pemerintah menunjuk perseroan sebagai pemenang tender Palapa Ring Barat dan Palapa Ring Timur. Palapa Ring Barat telah beroperasi pada Maret 2018, sedangkan Palapa Ring Timur mulai beroperasi pada bulan Agustus tahun 2019.
Bila merujuk pada laporan keuangan perusahaan, sampai dengan 31 Maret 2022, emiten yang akan dicatatkan dengan kode MORA ini membukukan pendapatan Rp 1,02 triliun dengan perolehan laba tahun berjalan Rp 183,61 miliar.
Perusahaan memiliki total aset senilai Rp 14,41 triliun pada Maret. Aset ini terdiri dari liabilitas Rp 9,67 triliun dengan ekuitas senilai Rp 4,74 triliun.
Secara terpisah, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna Setia menyampaikan, sampai dengan 8 Juli 2022 telah tercatat 25 perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia.
"Hingga saat ini, terdapat 37 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," kata Nyoman kepada media.
Dia menuturkan, dalam pipeline tersebut, sebanyak 9 perusahaan masuk kategori perusahaan dengan aset skala kecil, atau di bawah Rp 50 miliar. Lalu, 15 perusahaan aset skala menengah antara Rp 50 miliar hingga Rp 250 miliar dan 13 perusahaan aset skala besar di atas Rp 250 miliar.
Berdasarkan sektornya, 37 perusahaan itu terdiri dari 2 perusahan di sektor barang baku, 7 perusahaan dari sektor barang konsumen non primer, 9 perusahaan dari sektor barang konsumen primer, 2 perusahaan dari sektor kesehatan.
Selanjutnya, sebanyak 2 perusahaan dari sektor indusri, 4 perusahaan dari sektor infrastruktur; 1 perusahaan dari sektor properti dan real estat, 3 perusahaan dari sektor teknologi dan sebanyak lima perusahaan dari sektor transportasi dan logistik.