Perusahaan pertambangan batu bara Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menyatakan telah memproses pembayaran utang senilai US$ 118,3 juta atau setara Rp 1,77 triliun dengan asumsi kurs rerata Rp 14.980 per dolar AS.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava mengatakan, nilai tersebut ini merupakan pembayaran kedelapan belas melalui agen fasilitas yang mewakili pinjaman pokok sebesar US$ 115 juta dan bunga sebesar US$ 3 juta untuk pembayaran Tranche A.
Pembayaran ini kata Dileep juga sudah termasuk US$20 juta yang setara Rp299 miliar yang diterima dari Arutmin.
"Dengan dilakukannya pembayaran triwulanan ke-delapan belas hari ini, Perseroan saat ini telah membayar keseluruhan sebesar US$731,3 juta secara tunai," ungkapnya, dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (12/7).
Secara rinci, pembayaran ini terdiri atas pokok Tranche A sebesar US$557,1 juta dan bunga sebesar US$174,2 juta, termasuk bunga akrual dan bunga yang belum dibayar (back interest).
Seluruh pembayaran Tranche A diharapkan akan diselesaikan pada Oktober 2022 bersamaan dengan dimulainya pembayaran Tranche B. Adapun, kupon PIK dari tanggal 11 April 2018 hingga 12 Juli 2022 atas Tranche B dan C juga sudah dikapitalisasi.
Sampai dengan kuartal pertama tahun ini, perseroan membukukan laba bersih senilai US$ 120,6 juta atau sekitar Rp 1,8 triliun. Jumlah ini naik 380,5% dari periode yang sama di tahun sebelumnya Rp 25,1 juta.
Perusahaan tercatat membukukan pendapatan sebesar 1,37 miliar atau sekitar Rp20,3 triliun. Pendapatan ini meningkat sebesar 32,6% jika dibandingkan dengan kuartal pertama tahun lalu yang mencapai 1,039 miliar.
Dari sisi produksi, BUMI menghasilkan peningkatan produksi sebesar 16%, menjadi 16,3 metrik ton (MT) dibandingkan 19,3 MT pada periode yang sama di 2021.
Namun, harga jual rata-rata meningkat 59% dari US$ 53,1 per ton di kuartal pertama 2021 menjadi US$ 84,5 per ton di kuartal pertama tahun ini.
"Peningkatan ini sejalan dengan pemulihan harga batubara global dan tren bullish saat ini yang dipicu oleh ketidakseimbangan pasokan dan telah membawa harga batubara ke level tertinggi dalam 10 tahun," jelas BUMI.