IHSG Ditutup Anjlok 0,46%, Mayoritas Saham Batu Bara Ambrol

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.
Pekerja mengoperasikan alat berat saat bongkar muat batu bara ke dalam truk di Pelabuhan PT Karya Citra Nusantara (KCN), Marunda, Jakarta, Rabu (12/1/2022).
Penulis: Zahwa Madjid
Editor: Lavinda
10/10/2022, 17.19 WIB

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah dengan penurunan 0,46% ke level Rp 6.994 pada Senin (10/10), hari ini.

Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan, nilai transaksi saham hari ini tercatat mencapai Rp 12,293 triliun dengan volume 24,313 miliar saham dan frekuensi sebanyak 1,242,129 juta kali.

Tercatat sebanyak 392 saham terkoreksi, 150 saham menguat, dan 157 saham tak bergerak. Sedangkan nilai kapitalisasi pasar IHSG menjadi Rp 9.225.666 triliun.

Pada penutupan hari ini, bursa Asia mayoritas berada di zona merah. Hang Seng turun 2.95%, Shanghai Composite turun 1,66%, Strait Times turun 1,02%. Namun Nikkei 225 bergerak stagnan atau berada dalam persentase nol.

Pada penutupan hari ini, mayoritas sektor berada di zona merah dipimpin oleh sektor energi yang turun 1,91%. Mayoritas saham yang mengalami penurunan adalah saham batu bara.

Adaro Energy Indonesia (ADRO) turun 5,31% atau 220 poin ke level Rp 3,920 per saham. 

Selanjutnya, Bukit Asam (PTBA) yang turun 3,26% atau 140 poin ke level Rp 4,150 per saham. Terakhir, Indo Tambangraya Megah turun 4,34% atau 1,900 poin ke level Rp 41,900.

Sektor saham yang berada di zona merah yaitu sektor teknologi turun 0,73%, sektor industri turun 1,23%, sektor industri dasar turun 1,23%, sektor keuangan turun 0,87%, sektor transportasi turun 0,60%, sektor primer turun 1,17%, sektor infrastruktur turun 0,41%, sektor properti turun 0,19%.

Sektor yang berada di zona hijau yaitu sektor non primer naik 0,36% dan sektor kesehatan naik 1,08%.

Sebelumnya, Senior Technical Analyst PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, hal ini dipicu kekhawatiran investor pasar modal terkait potensi resesi ekonomi global di masa mendatang.

Menurut dia, investor khawatir bahwa kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve akan memukul perekonomian global.

"Risiko perlambatan ekonomi global di depan karena resesi global membayangi. Sementara itu, investor mulai khawatir bahwa kenaikan suku bunga Fed yang sedang berlangsung akan menggelincirkan perekonomian," kata Nafan kepada Katadata.co.id, Senin (10/10).

Nafan memperkirakan IHSG sepanjang hari ini akan bergerak melemah terbatas. Hal itu bergantung pada perkembangan pertemuan komite pasar terbuka The Fed. Selain itu, pelaku pasar juga akan mencermati data-data inflasi, terutama dari AS.

"Para pelaku pasar akan mencermati perkembangan FOMC (Federal Open Market Committee) Meeting Minutes, serta data-data inflasi," ujarnya. 

Reporter: Zahwa Madjid