PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan pencatatan 70 efek baru di tahun 2023. Pencatatan tersebut sudah termasuk pencatatan efek saham, obligasi korporasi baru, dan pencatatan efek lainnya meliputi Exchange Traded Fund (ETF), Dana Investasi Real Estate (DIRE), dan Efek Beragun Aset (EBA).
Target tersebut dikemukakan manajemen BEI dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2023 dan telah disetujui oleh pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Rabu (26/10). BEI juga menargetkan, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) bursa pada tahun 2023 akan mencapai Rp 14,75 triliun.
"Kami cukup optimis bahwa perusahaan-perusahaan yang akan mencatatkan di bursa efek kita tercapai tujuh puluh," kata Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Iman Rachman, dalam konferensi pers.
Iman melanjutkan, target itu diyakini akan tercapai mengingat, saat ini bursa telah mengantongi sebanyak 45 perusahaan dalam pipeline bursa. Sedangkan, pada tahun ini, jumlah perusahaan yang telah mencatatkan saham sudah sebanyak 44 perusahaan dari target sebanyak 55 pencatatan saham. "Kami optimis, di 2023 akan naik," ungkap Iman.
Pada forum yang sama, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengatakan otoritas bursa optimis target itu akan tercapai mengingat keberhasilan pemerintah yang mampu mengendalikan pandemi Covid-19 dengan baik. Kemudian, dari sisi inflasi tetap terkendali pada kisaran 4,7%.
Selain itu, meski tahun depan dibayangi sentimen resesi, Nyoman meyakini ekonomi Indonesia akan tetap bertumbuh di kisaran 5% di saat beberapa negara justru mengalami penurunan.
Dia memaparkan, target pencatatan efek baru tahun depan lebih tinggi dari target tahun ini sebanyak 68 pencatatan efek. Hingga saat ini, Nyoman mengatakan pencatatan efek baru masih didominasi oleh saham.
"Kondisi hari ini sudah 44 yang tercatat, kemudian ada ETF 1, EBUS yang baru 8 dari target kita sebetulnya pada tahun ini hanya 5. Jadi pencapaian kita dari 68 saat ini sudah 51 dari total instrumen. Jadi pencapaian kita per saat ini relatif sudah hampir 75%," katanya.
BEI juga menargetkan sejumlah target kinerja keuangan di tahun 2023 sebagai berikut:
• Proyeksi total pendapatan usaha yang akan diperoleh BEI naik sebesar Rp 111,7 miliar atau naik 7,16% menjadi Rp 1,67 triliun di tahun 2022;
• Biaya usaha 2023 diproyeksikan naik Rp 86,05 miliar atau 7,34% menjadi Rp1,26 triliun;
• Laba sebelum pajak menjadi Rp 559,46 miliar. Setelah dikurangi estimasi beban pajak sebesar Rp 131,24 miliar maka perolehan laba bersih BEI di tahun 2023 adalah sebesar Rp 428,22 miliar;
• Total aset BEI pada tahun 2023 diproyeksikan sebesar Rp 6,27 triliun atau naik 8,45% dari RKAT 2022-Revisi;
• Adapun saldo akhir kas dan setara kas, termasuk investasi jangka pendek pada tahun 2023 diproyeksikan mencapai Rp 3,09 triliun.