IHSG Sesi I Turun 0,69% meski Inflasi Landai, Analis: Tertekan GOTO

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.
Pekerja memfoto layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (31/3/2021).
Penulis: Zahwa Madjid
Editor: Lavinda
1/12/2022, 13.24 WIB

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir terkoreksi pada sesi pertama perdagangan, Kamis (1/11) hari ini, dengan penurunan 0,69% ke level Rp 7.032. Koreksi terjadi setelah Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi November sebesar 0,09% secara bulanan atau 5,42% secara tahunan. 

Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan, nilai transaksi saham hari ini mencapai Rp 9,16 triliun dengan volume 13,15 miliar dan frekuensi sebanyak 834.479 kali.

Tercatat 282 saham terkoreksi, 229 saham dalam zona hijau, dan 175 saham tak bergerak. Sedangkan untuk kapitalisasi pasar IHSG mencapai Rp 9.540 triliun.

Berbeda dengan pergerakan indeks bursa Tanah Air, seluruh indeks di Bursa Asia berada dalam zona hijau. Nikkei 225 naik 1,11%, Hang Seng naik 1,37%, Shanghai Composite naik 0,69%, dan Strait Times naik 0,28%.

Analis PT Henan Putihrai Sekuritas, Jono Syafei  menilai, data inflasi Indonesia bulan November yang melandai tentu akan menjadi sentimen positif bagi IHSG. Namun, indeks masih terbebani oleh penurunan saham sektor teknologi.

“Data inflasi Indonesia bulan November yang melandai tentu akan menjadi sentimen positif bagi IHSG, Ditambah lagi dengan adanya sentimen positif global dari The Fed. Seharusnya IHSG berpotensi menguat, namun memang masih terbebani dari sektor teknologi karena penurunan saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk  (GOTO),” ujar Jono pada Katadata.co.id.

Pada penutupan perdagangan sesi pertama, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) ditutup menurun 6,62% atau 10 poin menjadi Rp 141 per saham. 

Melansir KB Valbury Sekuritas, Saham AS ditutup naik tajam karena ketua The Federal Reserve AS, Jerome  Powel mengatakan, pelemahan kenaikan suku bunga kebijakan dapat dimulai pada bulan Desember. 

Praktisi Pasar Modal William Hartanto mengatakan, pernyataan The Fed yang positif tidak akan berpengaruh terhadap pasar modal Tanah Air, karena adanya aksi ambil untung dan tekanan dari saham teknologi yang turun.

“Statement The Fed yang dovish harusnya menjadi sentimen positif. Namun IHSG hari ini malah melemah, itu karena faktor pasar sendiri, adanya profit taking dan tekanan dari saham GOTO yang menurun hingga auto rejection bawah,” ujar William pada Katadata.co.id.

Hari ini, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) pada November mengalami inflasi 0,09% secara bulanan atau 5,42% secara tahunan. Inflasi secara bulanan disumbangkan oleh kenaikan harga telur ayam ras, rokok kretek, tomat, hingga tempe, sedangkan harga cabai merah dan cabai rawit turun.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Setianto menjelaskan tekanan inflasi pada bulan lalu sebenarnya melemah dibandingkan Oktober. BPS mencatat inflasi Oktober mencapai 0,11% secara bulanan atau 5,71% secara tahunan.

"Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-November 2022) sebesar 4,82%," ujar Setianto dalam Konferensi Pers, Kamis (1/11).

Ia menjelaskan melemahnya tekanan inflasi terutama disebabkan oleh melemahnya inflasi komponen harga bergejolak yang turun dari 7,19% secara tahunan pada Oktober menjadi 5,17%. Komponen tersebut memiliki andil 0,95% terhadap inflasi.

Inflasi komponen harga yang diatur pemerintah hanya turun dari 13,28% pada Oktober menjadi 13,01%, sedangkan inflasi inti hanya turun dari 3,31% menjadi 3,3%. Adapun komponen harga yang diatur pemerintah memberikan sumbangan 2,3% terhadap inflasi, sedangkan komponen inti berkontribusi 2,17%. 

Reporter: Zahwa Madjid