Prospek Investasi: Tiga Sektor Saham Ini Cerah di Pengujung Tahun

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Karyawan melewati monitor pergerakan angka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Plaza Bank Mandiri, Jakarta, Jumat (24/1/2020).
Penulis: Zahwa Madjid
Editor: Lavinda
1/12/2022, 14.01 WIB

Memasuki pengujung bulan di tahun 2022, analis menilai kinerja saham di bursa Tanah Air akan cukup prospektif, ditopang oleh beberapa sentimen positif yang akan mewarnai pasar modal nasional.

Research & Consulting PT Infovesta Utama, Nicodimus Anggi menilai momentum window dressing dapat memberi pengaruh positif terhadap kinerja pasar modal.

Sebagai informasi, melansir Ajaib, window dressing merupakan strategi yang biasanya dilakukan oleh perusahaan maupun manajer investasi untuk memoles tampilan kinerja saham agar laporannya terlihat lebih baik.

Strategi tersebut dilakukan perusahaan untuk menarik minat investor, strategi ini juga kadang digunakan untuk memperbaiki rekam jejak manajemen perusahaan.

Selain itu, kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve juga dianggap akan menjadi sentimen positif bagi kondisi pasar modal Tanah Air. 

“Dari sisi kebijakan moneter The Fed juga mengindikasikan perlambatan laju kenaikan FFR (suku bunga acuan). Jika memang laju kenaikan tidak lagi 75 bps akan menjadi katalis positif untuk pasar,” ujar Nico pada Katadata.co.id, Kamis (1/12).

Selain itu, Nico juga menilai kebijakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait relaksasi kredit untuk mendukung rencana percepatan kendaraan listrik oleh pemerintah juga akan memberikan sentimen positif, terutama pada saham-saham yang berhubungan dengan bisnis kendaraan listrik.

“Semakin tenarnya kendaraan listrik, maka akan juga memberikan efek kenaikan pada harga nikel, lithium, serta material baterai lainnya, sehingga saham yang bergerak di sektor tersebut juga berpotensi meningkat,” lanjut Nico.

Maka itu, Nico merekomendasikan investor untuk mengoleksi saham-saham yang bergerak di sektor kendaraan listrik dan nikel. Salah satunya, PT Indika Energy TBK (INDY) yang mempunyai anak usaha bergerak dalam bidang kendaraan listrik.

Selanjutnya, perusahaan yang bergerak dalam bisnis nikel seperti PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga direkomendasikan. 

Sedangkan secara keseluruhan, Nico menilai saham perbankan dan energi akan menguat pada Desember ini.

“Saya merekomendasikan untuk jangka panjang tetap untuk mengoleksi saham banks big caps. Seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (persero)Tbk (BMRI),dan PT Bank Negara Indonesia Tbk ( BBNI)," sebut Nico.

Untuk jangka pendek, seiring masuk winter season di mana permintaan akan naik, investor disarankan untuk mencermati saham sektor energi seperti, PT Harum Energy Tbk (HRUM) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).

Reporter: Zahwa Madjid