Pekan ketiga 2023, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu ditutup di zona hijau dengan kenaikan 0,70% ke level 6.688 pada perdagangan hari ini, Senin (16/1).
Merujuk data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi saham hari ini tercatat mencapai Rp 9,94 triliun dengan volume 19,6 miliar saham dan frekuensi sebanyak 1.070.852.
Tercatat sebanyak 279 saham dalam zona hijau, 250 saham terkoreksi dan 188 saham tak bergerak. Sedangkan, nilai kapitalisasi pasar IHSG pada hari ini menyentuh level Rp 9.255 triliun.
Di tengah lonjakan IHSG, lima saham mampu menguat signifikan. Yaitu, saham PT Pan Brothers Tbk (PBRX) naik Rp 14 (22,58%) menjadi Rp 76, PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS) naik Rp 21 (21%) menjadi Rp 121, dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) naik Rp 30 (19,11%) menjadi Rp 187. Diikuti saham PT Millennium Pharmacon International Tbk (SDPC) naik Rp 36 (16,98%) menjadi Rp 248 dan PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk (ASHA) naik Rp 14 (16,87%) menjadi Rp 97 per sahamnya.
Sedangkan pergerakan bursa Asia bervariasi. Nikkei 225 turun 1,14% dan Strait Times turun 0,46%. Sedangkan Hang Seng naik 0,04% dan Shanghai Composite naik 1,01%.
Adapun hampir seluruh sektor saham bursa Tanah Air berada dalam zona hijau. Dipimpin oleh sektor energi dasar dengan kenaikan 1,55%. Saham seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik 1,40% atau 30 poin menjadi Rp 2,180 per saham.
Selanjutnya PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) naik 2,78% atau 200 poin menjadi Rp 7,400 per saham. Terakhir, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) juga naik 0,34% atau 25 poin menjadi Rp 7,450 per saham.
Melansir KB Valbury Sekuritas, indeks ekuitas global sebagian besar berwarna hijau Kamis minggu lalu (12/1), berkat tanda-tanda meredanya inflasi di Amerika Serikat (AS) dan pembukaan kembali Cina yang diharapkan dapat meningkatkan perekonomian.
AS sebelumnya melaporkan inflasi melambat dengan CPI turun 0,1% MoM di bulan Desember, pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun. Pasar percaya bahwa angka inflasi AS bisa menjadi tanda berkelanjutan untuk tren penurunan inflasi.
Dengan inflasi yang tampaknya telah melewati puncaknya, The Fed telah mengisyaratkan bahwa inflasi ke depan dapat diturunkan meskipun masih mempertahankan sikap hawkish. Pasar sekarang fokus pada rilis pendapatan.
Phintraco Sekuritas dalam risetnya menyebutkan, secara sentimen perilisan data Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) yang mencatatkan surplus sebesar US$ 3,89 miliar di Desember 2022 mampu menopang IHSG. Selain itu, nilai ekspor yang naik 6,58% secara tahunan, sementara nilai impor turun 6,61% di Desember 2022 juga mampu menjadi pemicu IHSG.
Sentimen lainnya adalah ekspektasi BI menahan suku bunga acuan di Januari 2023. Hal ini memicu penguatan nilai tukar Rupiah ke Rp 15.046 per USD di Senin sore (16/1).
“IHSG berpotensi melanjutkan rebound ke kisaran 6.800 di Selasa besok,” tulisnya.