Saham emiten maskapai penerbangan BUMN, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), anjlok ke level terendahnya sejak melantai di bursa saham pada 2011 silam di harga Rp 750.
Saham Garuda terus mengalami tekanan dan mengalami auto reject bawah (ARB) berturut-turut setelah suspensi sahamnya dibuka mulai 3 Januari 2022.
Mengacu data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), saham Garuda hari ini anjlok ke batas bawah sebesar 6,48% ke level Rp 101 per saham. Sejak awal tahun, saham Garuda juga anjlok 50%. Adapun, nilai kapitalisasi pasarnya tergerus menjadi Rp 9,24 triliun.
Direktur Utama Garuda Indonesia enggan memberikan komentar lebih lanjut mengenai penyebab kejatuhan harga saham emiten bersandi GIAA tersebut. "Saya tidak mau berkomentar," ujarnya kepada Katatadata.co.id, Selasa (17/1).
Namun, Irfan optimistis, dengan dibukanya kembali perdagangan saham Garuda di bursa dapat menjadi outlook positif atas langkah perusahaan untuk terus mengakselerasikan penguatan fundamental kinerja perusahaan.
Dia juga meyakini, perusahaan dapat memaksimalkan momentum kebangkitan kinerja usaha yang akan terus diperkuat. "Penguatan dilakukan melalui peluang pertumbuhan penumpang yang berpotensi meningkat. Khususnya dengan pencabutan status PPKM yang diumumkan pemerintah pada penutup tahun lalu," kata Irfan, dalam siaran pers, Selasa (3/1).
Irfan berharap, pencabutan suspensi saham perusahaan dapat memberikan nilai optimal bagi seluruh pemegang saham. Khususnya dengan kinerja saham yang positif sejalan dengan outlook market Garuda ditengah pertumbuhan demand penumpang di 2023.
"Kami optimistis di 2023 akan menjadi momentum Garuda untuk bertransformasi menjadi entitas bisnis yang semakin agile, adaptif, dan berdaya saing serta tentunya terus mengedepankan fokus profitabilitas kinerja usaha,” kata dia.
Pada tahun ini, Garuda berencana akan menambah kapasitas alat produksi perusahaan, yakni dengan mengoperasikan sebanyak 66 armada di luar armada yang saat ini dimiliki.
Selain itu, perusahaan juga akan terus memaksimalkan strategi pengembangan jaringan berbasis hub strategis dan mengakselerasikan lini bisnis kargo dengan memaksimalkan momentum pertumbuhan sektor ekspor nasional.