Bursa saham Wall Street ditutup di zona merah pada perdagangan Rabu (18/1). Indeks Dow Jones Industrial Average jatuh hampir 400 poin atau 1,14% di tengah upaya investor membangun momentum awal 2023.
Mengutip Bloomberg, Indeks Dow Jones ditutup pada 33.910,85. S&P 500 turun 0,2% menjadi 3.990,97, sedangkan Nasdaq Composite naik 0,14% untuk mengakhiri hari di 11.095,11.
Indeks Dow Jones terseret saham Goldman Sachs yang turun 6,44% setelah bank investasi globl ini melaporkan kehilangan pendapatan terburuk dalam satu dekade pada kuartal keempat. Kinerja keuangan perusahaan terutama tertekan oleh penurunan pendapatan perbankan investasi dan manajemen aset.
Sementara itu, saingannya Morgan Stanley membukukan angka yang lebih baik dari perkiraan. Sebagian berkat rekor pendapatan dari bisnis pengelolaan kekayaan. Sahamnya melonjak 5,91%.
JPMorgan dan Citigroups sebelumnya melaporkan laporan kuartalan yang beragam.“Bahkan di dalam sektor keuangan, masing-masing lini bisnis memiliki nasib yang sangat berbeda dan segmen manajemen kekayaan Morgan Stanley menghasilkan kinerja yang kuat," ujar Kepala Strategi Investasi BMO Wealth Management Yung-Yu Ma, seperti dikutip dari CNBC, Rabu (18/1).
Menurut Factset, sekitar 7% dari emiten yang masuk dalam indeks S&P 500 telah melaporkan pendapatannya.c Dari perusahaan-perysahaan tersebut 70% melampaui ekspektasi.
Kepala Strategi Ekuitas AS di Morgan Stanley Mike Wilson mengatakan, Wall Street menghasilkan minggu-minggu positif berturut-turut untuk memulai tahun baru, tetapi investor mungkin harus melihat ulang.
“Sejujurnya, ini merupakan perubahan yang kuat, tetapi kami juga menyadari bahwa bear market memiliki cara untuk membodohi semua orang sebelum mereka selesai,” ujarnya.
Sepanjang tahun ini, Nasdaq Composite memimpin kenaikan sebesar 6,01%, karena investor membeli saham teknologi usang di tengah meningkatnya harapan lanskap yang membaik untuk pertumbuhan saham. S&P 500 dan Dow telah naik masing-masing 3,95% dan 2,30%, sejak awal tahun.
Kenaikan harga saham ditopang oleh membaiknya data inflasi AS yang telah ditafsirkan oleh investor sebagai indikasi ekonomi yang berkontraksi. Mereka berharap ini akan memberikan alasan bagi The Federal Reserve untuk memperlambat kenaikan suku bunga.
Pekan lalu, indeks harga konsumen untuk Desember menunjukkan harga mendingin 0,1% dari bulan sebelumnya, tetapi harga masih 6,5% lebih tinggi dari bulan yang sama tahun lalu.