Aksi Ambil Untung Meningkat, IHSG Terkoreksi Jelang Libur Idul Fitri

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/YU
Karyawan memotret layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2/2023). Perdagangan IHSG di akhir pekan ini ditutup melemah 17,04 poin atau 0,25 persen ke posisi 6.880,3.
Penulis: Zahwa Madjid
Editor: Lona Olavia
17/4/2023, 12.49 WIB

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir dalam zona merah pada akhir perdagangan sesi pertama Senin (17/4). Adapun penurunan 0,63% membawa indeks ke level 6.775.

Volume perdagangan mencapai 9,48 miliar dengan nilai transaksi Rp 4,6 triliun dan frekuensi sebanyak 749 juta kali.

Terdapat 280 saham terkoreksi, 223 saham zona hijau, serta 204 lainnya tak bergerak. Sedangkan kapitalisasi pasar mencapai Rp 9.540 triliun.

Saham perbankan menjadi sektor yang paling sering ditransaksikan. Seperti saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan nilai transaksi Rp 276,9 miliar, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan nilai transaksi Rp 274,4 miliar, dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan nilai transaksi Rp 215,6 miliar.

Sedangkan mayoritas bursa Asia berada dalam zona hijau. Nikkei 225 naik 0,04%, Hang Seng naik 0,61%,  Shanghai Composite naik 1,16%, dan Strait Times naik 0,01%.

Melansir riset Pilarmas Investindo Sekuritas, pasar mempertimbangkan prospek kenaikan suku bunga lebih lanjut, sebelum Gubernur The Fed Christopher Waller menatakan menyukai pengetatan kebijakan lebih lanjut upaya bank sentral melawan inflasi. Sementara itu People's Bank of China (PBOC) mempertahankan suku bunga tidak berubah pada 2,75%, kebijakan ini sebagai upaya menjaga momentum pemulihan ekonominya. 

Di sisi lain, pasar juga menanti rilis pertumbuhan ekonomi Cina kuartal I 2023 yang akan rilis esok. Data tersebut tentunya akan menjadi pertimbangan pasar dalam menilai pertumbuhan ekonomi Cina dan juga sebagai indikator kekuatan pemulihan ekonominya. 

Dari dalam negeri, IHSG mengalami penurunan tampaknya seiring  jelang libur dan cuti bersama  menyambut Idul Fitri tahun ini sehingga mendorong aksi profit taking. Sementara itu, neraca perdagangan bulan Maret masih membukukan surplus melambat atau lebih kecil dari bulan sebelumnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca perdagangan pada Maret 2023 mencapai US$ 2,91 miliar lebih rendah  dibandingkan Februari 2023 yang mencapai US$ 5,48 miliar. Di sisi lain pasar juga menanti hasil  Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI April 2023  dan arah kebijakan moneter  sehubungan dengan suku bunga acuannya.

Pasar berharap bank sentral terus menjadi stabilitas dan sistem keuangan, di tengah perkiraan inflasi  dan upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Selain itu, Bank Indonesia juga terus mengoptimalkan seluruh bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta mendukung upaya perbaikan ekonomi lebih lanjut.

Melihat pergerakan sektor saham tanah Air yang mayoritas berada dalam zona merah, sektor transportasi memimpin penurunan hingga 0,88%.

Saham PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) turun 2,20% atau 8 poin menjadi Rp 356 per saham, PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) turun 2,34% atau 20 poin menjadi Rp 835 per saham, dan PT Blue Bird Tbk (BIRD) turun 1,52% atau 25 poin menjadi Rp 1,615 per saham.

Sektor lainnya yang berada dalam zona merah adalah, sektor teknologi turun 0,47%, sektor keuangan turun 0,75%, sektor energi turun 0,30%, sektor energi dasar turun 0,56%, sektor properti turun 0,58%, sektor non primer turun 0,68%, dan sektor infrastruktur 0,13%.

Sedangkan sektor primer  naik 0,27%, sektor industri naik 0,25%, dan sektor kesehatan naik 0,05%.

Top Gainers: 

  • PT Wahana Inti Makmur Tbk (NASI)
  • PT Grand House Mulia Tbk (HOMI)
  • PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI)
  • PT Data Sinergitama Jaya Tbk (ELIT)
  • PT WEHA Transportasi Indonesia Tbk (WEHA)

Top Losers: 

  • PT Personel Alih Daya Tbk (PADA)
  • PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA)
  • PT Multi Makmur Lemindo Tbk (PIPA)
  • PT Saptausaha Gemilangindah Tbk (SAGE)
  • PT Hatten Bali Tbk (WINE)
Reporter: Zahwa Madjid