Harga saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menyentuh Rp 51 pada perdagangan Jumat (10/5) alias saham gocap. Saham perusahaan aviasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini menyentuh batas bawah atau ARB.
Catatan Katadata.co.id, harga saham Garuda anjlok ke level terendahnya sejak melantai di bursa Tanah Air pada 2011 silam di harga Rp 750. Saham Garuda terus mengalami tekanan dan sempat beberapa kali mengalami auto reject bawah (ARB) berjilid setelah suspensi sahamnya dibuka pada 3 Januari 2022 lalu.
Harga saham GIAA pada Jumat ini terpantau merosot 5,56% ke level Rp 51 per saham dari harga penutupan Rabu (17/5) yakni Rp 54. Sejak awal perdagangan, saham GIAA sudah terkoreksi hingga penutupan perdagangan sesi pertama.
Melansir data pergerakan saham secara tahun berjalan atau (year to date/ytd) GIAA merosot 75%. Dalam sepekan, sahamnya juga tercatat turun 19,05%. Bahkan selama lima tahun terakhir saham Garuda anjlok 77,51%.
Volume saham yang diperdagangkan tercatat 129,5 juta dengan nilai transaksi Rp 6,62 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangan sebanyak 2.488 kali dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 4,67 triliun.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan perusahaan akan melakukan sejumlah strategi untuk meningkatkan harga saham dengan membereskan dari sisi fundamental perusahaan. Ini terlihat dari kinerja Garuda yang berhasil memangkas kerugian 51% menjadi sebesar US$ 110,03 juta atau sebesar Rp 1,62 triliun dengan rata-rata kurs Rp 14.762 per dolar AS pada kuartal pertama 2023.
Kedua, Garuda Indonesia akan selalu menyampaikan kondisi atau pun situasi perusahaan yang sebenarnya ke pelaku bursa sendiri. Apalagi, Garuda ini satu-satunya industri maskapai udara milik pemerintah yang terdaftar di BEI, sehingga tidak ada komparasi.
"Jadi kami saat ini dalam proses memberi update secara terus menerus kepada pelaku bursa. Saya tidak terlalu kaget juga jika para pelaku bursa kurang aware terhadap kondisi Garuda karena ekspose kita selama ini lebih banyak ke media, bukan ke pelaku bursa," katanya kepada Katadata.co.id, dikutip Rabu (12/4).
Irfan mengaku telah mendapat saran agar perusahaan bisa memberi informasi terkait kondisi Garuda secara berkala. Oleh karena itu, pihak Garuda Indonesia turut menyampaikan informasi kepada para pelaku bursa untuk menyamakan persepsi mengenai kondisi perusahaan saat ini.
Selanjutnya, Irfan menyampaikan, perusahaan saat ini tengah mencari orang yang bisa mengkomunikasikan mengenai GIAA ke pelaku bursa. Sebab, setelah GIAA mengeluarkan kinerja keuangan untuk tahun buku 2022, hal ini ternyara kurang direspons positif oleh pasar. Irfan memperkirakan hal itu karena persoalan komunikasi.