PT Bukit Asam Tbk (PTBA) telah mengumumkan pembagian dividen sebesar Rp 12,56 triliun dari 100% laba tahun buku 2022 atau setara Rp 1.094 setiap saham. Ini merupakan kedua kalinya PTBA membagikan seluruh dividen sebagai laba bersih yang pada 2021 menebar Rp 7,90 triliun.
Direktur Utama Bukit Asam, Arsal Ismail mengatakan perusahaan memiliki arus kas yang baik untuk pengembangan walaupun memberi keseluruhan laba sebagai dividen.
"Ini bisa dari kas internal dan eksternal. pengembangan, Insyaallah bisa memenuhi dan bisa tetap memberikan di 2023 ini return yang positif buat pemegang saham," katanya kepada wartawan dalam paparan publik hasil RUPST 2022, dikutiip Jumat (16/6).
CEO Edvisor Praska Putanto menilai keputusan manajemen PTBA membagikan dividen tunai dengan payout ratio mencapai 100% sebagai bentuk apresiasi emiten. Sebab dukungan raihan kinerja emiten dalam dua tahun terakhir yaitu 2021 dan 2022 yang mengalami lonjakan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih. Hal ini karena kenaikan harga komoditas batu bara sepanjang 2021 dan 2022.
"Dari data kami, capaian Earnings Per Share (EPS) per kuartal empat 2022 kemarin mencapai titik tertinggi dalam 10 tahun," katanya kepada Katadata, jumat (16/6). Oleh karena itu, menurutnya cukup wajar ajika dilakukan pembagian dividen dengan payout ratio 100%.
Sebagaimana diketahui, dividen yield PTBA setara dengan 30,14% ini merupakan dividen yield yang terbesar di antara emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Meski demikian, secara historis saham PTBA akan berfluktuasi jelang cum date dividen. Pada tahun-tahun sebelumnya, saham PTBA akan turun signifikan pada ex date atau tanggal perdagangan saham tanpa hak dividen.
Oleh sebab itu, investor tetap perlu cermat mematau fundamental dan prospek kinerja PTBA ke depan agar merugi akibat dividen trap. Sebabnya, kinerja PTBA sangat sensitif terhadap harga batu bara.
Selanjutnya: Prospek Kinerja PTBA di Tengah Penurunan Harga Batu Bara