Aktivitas penghimpunan dana melalui penawaran umum perdana saham di bursa domestik masih semarak. Sebanyak 44 perusahaan sudah melantai di BEI sejak awal 2023. Saat ini, terdapat 3 perusahaan masih dalam status book building, serta 5 perusahaan lainnya sudah dalam status offering.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi mengatakan ada dua perusahaan fintech peer to peer lending atau pinjaman online yang akan melantai di bursa pada tahun ini. Salah satu platform pinjol Akseleran telah memulai proses IPO.
"Sementara yang satu belum bisa kami informasikan secara detail karena belum pra efektif," kata Inarno, kepada wartawan dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner OJK Juni 2023, Selasa (4/7).
Inarno memaparkan nilai dari total emisi setiap perusahaan tergantung book building-nya. Namun, dia menyebut total himpunan dana dari perusahaan fintech peer to peer lending dalam rentang Rp 300 miliar sampai Rp 600 miliar.
PT Akselerasi Usaha Indonesia Tbk atau Akseleran dijadwalkan melantai di BEI pada 9 Agustus 2023 mendatang. Akseleran melepas 2,98 miliar saham baru atau setara 29% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
Perusahaan menetapkan nilai nominal Rp 25 setiap saham dan harga penawaran dipasang Rp 100 sampai Rp 120 per saham. Dari aksi tersebut, perseroan akan mendapatkan dana segar Rp 358,61 miliar. Masa penawara akan dilakukan pada 1 Agustus hingga 7 Agustus 2023.
Sampai dengan Juni, OJK mencatat, penghimpunan dana di pasar modal mencapai Rp 154,13 triliun, dengan emiten baru tercatat sebanyak 44 emiten. Di pipeline, masih terdapat 90 rencana penawaran umum dengan nilai sebesar Rp 69,91 triliun dengan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 65 perusahaan.