Rencana Merger Garuda Indonesia Kandas, Harga Sahamnya Jatuh 10%

Garuda Indonesia
Garuda Indonesia
Penulis: Syahrizal Sidik
1/9/2023, 14.52 WIB

Saham emiten maskapai BUMN, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) anjlok 10% ke level Rp 81 per saham atau turun 9 poin pada perdagangan Jumat ini (1/9).

Berdasarkan data perdagangan, nilai transaksi saham Garuda mencapai Rp 25,20 miliar dengan frekuensi sebanyak 5.783 kali dan volume sebanyak 305,7 juta unit. Saat ini, nilai kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 7,41 triliun. Padahal, dalam periode perdagangan dua pekan terakhir, saham GIAA sebelumnya terus menggeliat.

Demikian halnya juga di level anak usaha Garuda yang bergerak di bisnis bengkel pesawat, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbkk (GMFI), juga turun 8,33% ke level Rp 66 per saham. Nilai kapitalisasi pasarnya tergerus menjadi Rp 1,86 triliun.

Anjloknya saham Garuda tidak terlepas dari rencana merger ketiga maskapai BUMN, Garuda, Citilink dengan Pelita Air. Namun, berdasar kabar terbaru, Garuda tetap akan berdiri sebagai entitas tersendiri, yang dimerger hanya Citilink dengan Pelita Air.

"Garuda tetap sendiri. Citilink dan Pelita (merger) karena Garuda kan sudah bagus, Citilink dan Pelita kita lebur," ucap Menteri BUMN Erick Thohir, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR, Kamis kemarin (31/8).

Dalam pertimbangannya, Erick menjelaskan penggabungan usaha maskapai BUMN karena Indonesia masih tertinggal dari sisi jumlah pesawat.

Sebagai perbandingan, industri pesawat di Amerika kurang lebih ada 7.200 pesawat dengan jumlah populasi penduduknya 300 juta dengan rata-rata pendapatan perkapita mencapai US$ 40 ribu. Sementara, jumlah penduduk di Indonesia mencapai 280 juta dengan pendapatan per kapita US$ 4.700 dan ditaksir akan tembus US$ 5.000.

"Anggap Indonesia 10% nya dari Amerika dan catatan terpenting, Indonesia adalah negara kepulauan, Amerika satu pulau. Kalau 10% nya, kita harus punya 720 pesawat, hari ini total pesawat di Indonesia 500 lebih," kata Erick.

Saat ini, Pelita Air saat ini memiliki 12 pesawat dan jumlahnya akan ditingkatkan menjadi pesawat hingga 20. Sementara, Garuda Indonesia memiliki 60 pesawat dan Citilink sebanyak 50 pesawat.

Erick menilai, bergabungnya Pelita Air, maskapai milik PT Pertamina dengan Citilink diharapkan dapat menurunkan harga tiket pesawat seiring dengan bertambahnya jumlah pesawat. Kementerian BUMN menargetkan penambahan sebanyak 30 unit pesawat sampai 2026 nanti.

Wakil BUMN Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko mengatakan, pihaknya menargetkan rencana merger perusahaan maskapai negara tersebut akan rampung tahun ini. "Tapi kita lihat pembukuannya seperti apa, perlu proses, kalau tahun ini ya tahun ini," ucap Kartika, ketika ditemui wartawan, Kamis (31/8).