Memasuki semester dua 2023 menjelang tahun politik, kinerja makro ekonomi di Indonesia diprediksi akan cukup tangguh. Di sisi lain, data menunjukkan bahwa nilai transaksi di pasar modal cenderung meningkat didorong oleh capital flow yang lebih besar dibandingkan dengan periode lainnya setahun menjelang periode pemilihan umum (Pemilu).
Beberapa hal tersebut lantas menimbulkan pertanyaan di kalangan investor Tanah Air seputar kondisi pasar di tahun politik tahun 2024, serta strategi investasi seperti apa yang perlu dipersiapkan oleh investor.
Trader profesional Hans Kwee menuturkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan menunjukkan tren positif selama periode Pemilu. Tren kenaikan tersebut akan diikuti oleh peningkatan jumlah uang beredar di masyarakat, yang berasal dari berbagai program, seperti Bantuan Langsung Tunai atau Program Keluarga Harapan.
“Dengan kondisi ini, sektor saham di Bursa Efek Indonesia yang terdorong adalah sektor konsumen dan sektor keuangan. Harapannya dengan strategi yang tepat dan berinvestasi di sektor yang tepat, kinerja investasi di tahun depan dapat meningkat,” ucapnya dalam Market Outlook bertajuk “Strategi Investasi Memasuki Tahun Politik” yang digelar BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS), Kamis (7/9).
Di acara yang sama, pengamat politik Burhanudin Muhtadi juga menilai, kinerja makro ekonomi Tanah Air masih tangguh dibandingkan dengan ekonomi global dan beberapa negara lainnya di tengah sentimen tahun politik. Namun menurutnya kinerja makro ekonomi terjadi perlambatan di Indonesia.
Di sisi lain, data menunjukkan nilai transaksi di pasar modal cenderung meningkat. Hal itu disebabkan dorongan oleh capital flow yang lebih besar dibandingkan dengan periode lainnya setahun menjelang periode Pemilu.
Direktur Bisnis Konsumer Bank Rakyat Indonesia (BRI) Handayani mengungkapkan melalui kebijakan makro Bank Indonesia (BI), pertumbuhan perekonomian Indonesia terus tumbuh kuat di tengah ketidakpastian global.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia, data tersebut bergerak positif di kuartal dua tahun ini. Tak hanya itu, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI mempertahankan BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI-7DRR) demi mempertahankan inflasi agar terus terkendali di angka 3%.
"Meskipun akan ada tantangan-tantangan di depan, kita berharap bahwa dengan strategi yang tepat dan investasi yang bijak, kinerja investasi kita dapat menjadi lebih baik di tahun mendatang. Mari kita tetap optimis,” ucap Handayani.
Sejalan dengan Handayani, Chief Economist & Macro Strategy BRIDS Helmy Kristanto memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga hingga akhir 2023. Kemudian, Pemilu akan menjadi titik terang demi mendukung konsumsi domestik dan berdampak positif untuk pasar ekuitas seiring dengan masuknya investor asing.
Di sisi lain Direktur Utama BRIDS Laksono Widodo menyampaikan, acara ini dirapkan dapat memperkaya wawasan investor Indonesia agar dapat membuat keputusan berinvestasi yang lebih baik dan matang memasuki tahun politik.